Selasa 01 Mar 2022 07:08 WIB

Rusia Yakin dapat Atasi Sanksi Barat

Rusia telah membuat rencana untuk waktu yang cukup lama untuk kemungkinan sanksi.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/Alexei Nikolsky/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin mengatakan realitas ekonomi Rusia telah berubah, Senin (28/2/2022). Hanya saja tidak melihat alasan untuk meragukan efektivitas dan keandalan bank sentral yang menaikkan suku bunga menjadi 20 persen karena berusaha untuk melindungi ekonomi dari sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Realitas ekonomi telah banyak berubah. Ini adalah sanksi berat, itu bermasalah, tetapi Rusia memiliki potensi untuk mengimbangi kerugiannya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Baca Juga

Bank sentral juga telah memperkenalkan beberapa pengaturan modal. Barat berusaha membatasi kemampuannya untuk menyebarkan 640 miliar dolar AS cadangan valas dan emas dan mengeluarkan bank-bank besar Rusia dari jaringan keuangan SWIFT, sehingga menyulitkan pemberi pinjaman dan perusahaan untuk melakukan dan menerima pembayaran. Pergerakan itu telah mengirim rubel jatuh ke rekor terendah.

"Rusia telah membuat rencana untuk waktu yang cukup lama untuk kemungkinan sanksi, termasuk yang paling parah. Ada rencana tanggapan, mereka dikembangkan dan diimplementasikan ketika masalah muncul," kujar Peskov.

Peskov mengatakan sanksi yang diberlakukan terhadap Presiden Vladimir Putin sendiri tidak ada gunanya. "(Putin) cukup acuh tak acuh. Sanksi itu berisi klaim yang tidak masuk akal tentang beberapa aset. Presiden tidak memiliki aset selain yang telah dia nyatakan," katanya.

Menurut Peskov, Putin akan membahas masalah ekonomi hari ini dengan bertemu para pejabat termasuk Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina, Menteri Keuangan Anton Siluanov, dan German Gref, CEO pemberi pinjaman dominan Sberbank. "Kami tidak memiliki alasan untuk meragukan efektivitas dan keandalan bank sentral kami. Tidak ada alasan untuk meragukannya sekarang," ujar Peskov saat ditanya tentang penanganan krisis oleh bank sentral.

Barat berusaha untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina. Rusia menyebutnya sebagai "operasi militer khusus" yang ditujukan untuk melindungi warga sipil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement