Selasa 01 Mar 2022 08:12 WIB

Belum Ada Terobosan dalam Proses Negosiasi Rusia-Ukraina

Pembicaraan difokuskan pada kemungkinan gencatan senjata

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Konvoi truk militer yang diparkir di sebuah jalan di Mykolaivka, wilayah Donetsk, wilayah yang dikuasai oleh militan pro-Rusia, Ukraina timur, Ahad, 27 Februari 2022.
Foto: AP/AP
Konvoi truk militer yang diparkir di sebuah jalan di Mykolaivka, wilayah Donetsk, wilayah yang dikuasai oleh militan pro-Rusia, Ukraina timur, Ahad, 27 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Negosiasi Rusia-Ukraina yang dilangsungkan di perbatasan Belarus pada Senin (28/2/2022) belum menghasilkan terobosan yang berarti. Pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina berlangsung selama hampir lima jam, namun berakhir tanpa kesepakatan langsung.

Juru runding Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan, dalam pembicaraan kedua belah pihak mencatat poin-poin tertentu yang mencakup posisi bersama yang dapat dikaji. Medinsky mengatakan, negosiasi untuk putaran berikutnya telah disetujui.

Baca Juga

Sementara itu, penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak memberikan sedikit rincian tentang proses negosiasi tersebut. Dia mengatakan, bahwa pembicaraan difokuskan pada kemungkinan gencatan senjata dan bahwa putaran kedua dapat berlangsung dalam waktu dekat.

"Pertemuan berikutnya akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di perbatasan Polandia-Belarusia, ada kesepakatan untuk itu," kata Medinsky seperti dikutip laman Aljazirah, Selasa (1/3/2022).

Koresponden Aljazirah Jonah Hull melaporkan dari Lviv di Ukraina barat, mengatakan, tidak mengherankan bahwa terobosan belum tercapai. Hingga kini tidak ada tanda bahwa kedua belah pihak telah memindahkan 'tiang gawang' mereka.

"Kedua delegasi keluar dari lima jam pembicaraan. Pihak Rusia dan Ukraina telah mengidentifikasi beberapa topik prioritas di mana mereka telah menguraikan keputusan tertentu," kara Hull.

"Tidak jelas apa topik prioritas itu tetapi pihak Ukraina, mereka mencari gencatan senjata segera dan penarikan segera pasukan Rusia dan pihak Rusia, mereka mencari jaminan tentang netralitas Ukraina dan bahwa itu tidak akan pernah bergabung dengan NATO," ujarnya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement