Peningkatan Wisatawan di DIY Hampir 50 Persen
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Kendaraan terjebak kemacetan di Malioboro, Yogyakarta, Senin (28/2/2022). Wisatawan memadati kawasan Malioboro saat Libur panjang Isra Mi | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peningkatan wisatawan saat libur panjang akhir pekan di pengujung Februari 2022 ini cukup signifikan di DIY. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, peningkatan wisatawan mencapai hampir 50 persen.
"Paling ramai peningkatannya itu di hari Minggu kemarin, ini juga laporan dari teman-teman kabupaten/kota, PHRI dan terjadi peningkatannya hampir 50 persen dibanding dengan weekend-weekend sebelumnya," kata Singgih kepada Republika melalui sambungan telepon, Senin (28/2) malam.
Sebagian besar wisatawan yang datang ke DIY merupakan wisatawan yang berasal dari luar daerah. Penggunaan aplikasi PeduliLindungi pun ditingkatkan oleh pelaku industri pariwisata, baik itu pengelola destinasi wisata maupun hotel hingga resto.
Singgih menuturkan, pemanfaatan PeduliLindungi ini juga sebagai penyaring wisatawan yang masuk ke destinasi wisata. Melalui aplikasi tersebut akan mendeteksi wisatawan yang sudah divaksin maupun yang terkonfirmasi positif atau tidak.
Pasalnya, wisatawan yang datang ke DIY diwajibkan sudah mendapatkan vaksin dengan dosis lengkap. Selain itu, juga menyertakan hasil negatif Covid-19 baik dari RDT antigen maupun PCR.
Hal ini, kata Singgih, juga sebagai bagian dari kewaspadaan dalam menghadapi penyebaran Omicron di DIY. Sebab, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 karena varian Omicron masih terus bertambah dengan angka yang signifikan tiap harinya di DIY.
"Untuk peningkatan kewaspadaan, (sudah) mengirimkan SE (surat edaran) ke pengelola wisata, hotel, restoran dan sebagainya agar scan PeduliLindungi ditingkatkan, termasuk di dalamnya (meningkatkan) protokol kesehatan dan (vaksinasi) booster kami sampaikan ke pengelola wisata," ujarnya.
Singgih juga meminta agar mengaktifkan dan mengefektifkan kembali satgas Covid-19 yang ada di masing-masing pelaku industri pariwisata. Selain itu, pihaknya juga menurunkan tim untuk monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan protokol kesehatan di destinasi wisata, hotel hingga resto.
"Perlu kita ingatkan kembali satgas ini bekerja lebih efektif lagi. Omicron walaupun dampaknya ringan, tapi tetap harus kita waspadai," jelas Singgih.