Selasa 01 Mar 2022 11:03 WIB

Lapak Pedagang Daging Sapi Pasar Tambun Bekasi Kosong

Sebanyak 14 orang penjual daging sapi sepakat untuk melakukan aksi mogok berjualan.

Pembeli membayar daging sapi kepada penjual, di saat harga daging yang mahal. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pembeli membayar daging sapi kepada penjual, di saat harga daging yang mahal. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BEKASI -- Lapak pedagang daging sapi di Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terlihat kosong sejak pagi kemarin (28/2) hingga beberapa hari ke depan dipicu aksi mogok berjualan akibat kenaikan harga komoditas tersebut. Seorang penjual daging ayam di Pasar Tambun Bekasi, Firman (24 tahun), mengatakan, sebanyak 14 orang penjual daging sapi sepakat untuk melakukan aksi mogok berjualan hingga Jumat (4/3) mendatang. "Tidak ada yang jualan, katanya mereka mogok jualan selama lima hari," kata Firman di Bekasi, Selasa (1/3).

Di pasar tersebut tidak terlihat seorang pun pedagang sapi yang berjualan. Lapak yang mereka tinggalkan juga tampak kering dan bersih. Kenaikan harga diduga menjadi penyebab penjual daging sapi melakukan aksi mogok berjualan sejak Senin (28/2) kemarin. Hal itu menyebabkan kekhawatiran di masyarakat karena daging merupakan salah satu bahan kebutuhan pokok.

Baca Juga

Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Gidion Arif Setyawan bersama Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Kabupaten Bekasi sebelumnya telah melakukan pengecekan di Pasar SGC Cikarang, Ahad (27/2) malam. "Kami mengecek ketersediaan daging sapi yang menjadi kebutuhan para pedagang bakso, soto daging yang berdampak ke sana," kata Gidion.

Kapolres menjelaskan, secara umum harga daging sapi yang awalnya dijual Rp 125 ribu kini menjadi Rp 130 ribu per kilogram. Hal itu juga menyebabkan menurunnya stok daging di Pasar SGC. "Daging sapi di Pasar Baru Cikarang ini harganya berkisar Rp 125 hingga 130 ribu, masih terjangkau. Memang ada sedikit suplai daging yang kurang dari biasanya. Biasanya daging dua kwintal, saat ini daging tinggal satu kwintal. Secara umum masih bisa diantisipasi hal itu sendiri," katanya.

Gidion berharap para penjual daging sapi di Kabupaten Bekasi tetap berjualan agar tak mengganggu ekosistem perekonomian pedagang lainnya yang membutuhkan daging sapi sebagai bahan makanan olahan utama. "Kita akan melakukan pengamanan Pasar Cikarang supaya tidak ada pemogokan. Ekonomi harus berjalan terus dan kemudian pedagang daging harus tetap melakukan aktivitasnya. Kemudian pedagang bakso, mi, soto, dan lainnya juga harus tetap berjalan," kata Gidion.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement