Selasa 01 Mar 2022 13:41 WIB

Warga Ukraina Menunggu Waktu untuk Mengungsi

Lviv dikelilingi oleh pos pemeriksaan militer yang diawaki oleh tentara.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
 Warga Ukraina dan warga asing menunggu kereta di dalam stasiun kereta api Lviv, Senin, 28 Februari 2022, di Lviv, Ukraina barat. Serangan militer Rusia di Ukraina telah memasuki hari kelima, memaksa ratusan ribu warga Ukraina dan warga asing melarikan diri dari perang dan mencari perlindungan di negara tetangga.
Foto: AP/Bernat Armangue
Warga Ukraina dan warga asing menunggu kereta di dalam stasiun kereta api Lviv, Senin, 28 Februari 2022, di Lviv, Ukraina barat. Serangan militer Rusia di Ukraina telah memasuki hari kelima, memaksa ratusan ribu warga Ukraina dan warga asing melarikan diri dari perang dan mencari perlindungan di negara tetangga.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Bagi jutaan orang Ukraina, invasi Rusia lima hari lalu membawa kematian, teror, dan ketidakpastian. Bagi Mila Hadzieva, seorang manajer IT di kota barat Lviv, hal itu membawa kejelasan tujuan yang membara.

Hadzieva mengoordinasikan ratusan sukarelawan yang bekerja 24/7 di pusat distribusi utama Lviv untuk bantuan kemanusiaan yang berbasis di sebuah galeri seni di bawah bayang-bayang istana abad ke-19. Dalam waktu yang lebih baik, tempat itu dipenuhi dengan turis.

Baca Juga

Hari ini, aula galeri dipenuhi dengan para sukarelawan yang menyortir tumpukan barang-barang yang disumbangkan. Pakaian, makanan, persediaan medis dipersiapkan masuk dalam kotak untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Mereka termasuk ratusan orang yang menunggu dalam suhu di bawah nol derajat di stasiun kereta api Lviv, berharap untuk naik kereta api langka ke dekat Polandia. Ratusan lainnya berkemah di mobil dan bus di sepanjang jalan yang padat menuju perbatasan.

photo
Orang-orang yang mencoba melarikan diri dari Ukraina berdiri di peron saat mereka menunggu kereta api di dalam stasiun kereta api Lviv, Senin, 28 Februari 2022, di Lviv, Ukraina barat. Serangan militer Rusia di Ukraina telah memasuki hari kelima, memaksa ratusan ribu warga Ukraina dan warga asing melarikan diri dari perang dan mencari perlindungan di negara tetangga. - (AP/Bernat Armangue)

"Ini bukan hanya perjuangan kami," kata Hadzieva ketika berita menyebar di media sosial tentang serangan roket yang menghancurkan di kota timur Kharkiv yang dilanda perang.

"Kami melindungi Eropa. Kami melindungi demokrasi," katanya.

Hadzieva mengatakan para pendukung Ukraina di seluruh dunia sekarang memiliki keputusan akhir untuk dibuat: Apakah kita berjuang bersama atau tidak?

Sedangkan di sebuah kota berpenduduk 700.000 yang terkenal dengan keindahan arsitektur dan warisan budayanya itu, sirene serangan udara telah berbunyi lebih dari selusin kali sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari. Kondisi ini membuat banyak orang bergegas ke ruang bawah tanah dan tempat perlindungan lainnya.

Sejauh ini, tidak ada bom yang mendarat di Lviv, tetapi kota-kota terdekat menjadi sasaran. "Kami tidak tahu di mana dan kapan rudal itu akan menyerang," kata Hadzieva.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement