Selasa 01 Mar 2022 16:36 WIB

Ukraina Beri Bebas Visa Bagi Pejuang Sukarelawan Asing

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tanda tangani dekret bebas visa bagi sukarelawan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menandatangani dekret yang mengizinkan bebas visa bagi para pejuang sukarelawan asing. Ilustrasi.
Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menandatangani dekret yang mengizinkan bebas visa bagi para pejuang sukarelawan asing. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (1/3) pagi, menandatangani dekret yang mengizinkan bebas visa bagi para pejuang sukarelawan asing. Keputusan itu tidak berlaku untuk warga negara Rusia.

“Mulai 1 Maret, bebas visa telah diberlakukan untuk orang asing yang ingin bergabung dengan Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina untuk sementara, selama masa darurat militer,” kata pernyataan dekret tersebut dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga

 

Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina adalah unit militer sukarelawan legiun asing yang dibentuk oleh pemerintah Ukraina atas permintaan Presiden Zelensky. Kelompok ini dibentuk untuk memerangi invasi Rusia ke Ukraina. Sebelumnya, Ukraina mengundang warga asing yang bersedia berjuang melawan Rusia untuk bergabung dalam Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina.

"Bagi warga asing yang bersedia membela Ukraina dan ketertiban dunia sebagai bagian dari Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina, saya mengundang Anda untuk menghubungi misi diplomatik asing Ukraina di negara Anda masing-masing,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Sebelumnya, Presiden Zelensky melarang warga negara pria yang berusia antara 18 tahun dan 60 tahun meninggalkan Ukraina. Perintah ini dikeluarkan setelah Rusia menyerang Ukraina dari darat, laut, dan udara. Zelensky juga memerintahkan mobilisasi militer umum untuk memastikan peetahanan negara, menjaga kesiapan tempur dan mobilisasi Angkatan Bersenjata Ukraina, serta formasi militer lainnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin memperingatkan kepada negara lain bahwa setiap upaya yang mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.

Putin mengatakan operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina Timur. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.

Putin menegaskan tujuan Rusia menggelar operasi militer bukan untuk menduduki Ukraina. Menurut dia, operasi militer Rusia bertujuan untuk memastikan demiliterisasi Ukraina. Putin mendesak prajurit Ukraina untuk segera meletakkan senjata.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement