REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin, menyebutkan jika lebar jalan yang tak memadai menjadi penyebab utama kemacetan di Jalur Puncak pada akhir pekan lalu. Oleh karena itu, ia kembali menyampaikan alternatif untuk mengatasi kemacetan dengan membangun Jalur Puncak 2.
Ade Yasin mengatakan, ia tidak bisa melarang masyarakat untuk berwisata ke kawasan Puncak. Sehingga, puluhan ribu kendaraan datang dalam satu waktu, kemacetan tidak dapat terhindarkan.“Itu sesuatu yang memang perlu ke depannya kita dorong kepada pemerintah untuk mencari alternatif jalan lain selain Puncak. Jadi Puncak itu jangan hanya yang bisa kita andalkan, tapi wilayah lain kan harus bisa ada solusi untuk memecah kemacetan Puncak,” ujarnya, Selasa (1/3).
Menurutnya, Jalur Puncak 2 sudah disiapkan sejak lama. Hanya saja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih menunggu pemerintah pusat untuk membantu pembangunan sebagai upaya dalam mengatasi kemacetan di Jalur Puncak saat ini.
Ade Yasin menyebutkan, persiapan tersebut sudah meliputi lahan, pembukaan jalan awal sepanjang 1,5 kilometer, serta feasibility study (FS) dari Jalur Puncak 2.“Lokasi sudah ada, tanah sudah ada kita juga sudah mengajukan kepada pemerintah pusat. Intinya bagaimana pemerintah pusat bisa mengambil kebijakan membantu Kabupaten Bogor memecah kemacetan. Jadi tinggal koordinasi aja sebetulnya,” tuturnya.
Sebelumnya, kawasan Puncak, Kabupaten Bogor sempat mengalami kemacetan parah ketika momen libur panjang pada Ahad (27/2). Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana, memaparkan dari data yang dimilikinya ada sekitar 80 ribu kendaraan mengarah ke Jalur Puncak melalu Tol Ciawi.
Suntana menegaskan, pihanya telah melakukan tugas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait penanganan Jalur Puncak. Hanya saja, kemacetan yang sempat terjadi diakibatkan oleh volume kendaraan meningkat. Ditambah ada 10 kendaraan yang mogok.
Selain itu, lanjut dia, banyak rombongan pemotor di Jalur Puncak yang memperparah kemacetan. Pasalnya, rombongan pemotor kerap kali tidak mengindahkan aturan lalu lintas seperti mengambil jalur berlawanan arah. "Kami akan melakukan sosialisasi bahkan edukasi, kalau perlu melakukan tindakan-tindakan kepada perilaku pengendara motor yang berjalan rombongan yang suka mengganggu mengambil hak jalan pengendara lain,” katanya.