Shelter Covid-19 di Kota Yogyakarta Belum Terisi Penuh
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Warga berada di Hotel Mutiara, Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/2/2022). Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memanfaatkan Hotel Mutiara sebagai shelter isolasi terpusat untuk warga seiring meningkatnya kasus COVID-19 di DIY. | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah shelter untuk penanganan Covid-19 di Kota Yogyakarta sudah terisi. Namun, keterisiannya belum mencapai 100 persen meskipun kasus terkonfirmasi positif terus menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sendiri sudah mengoperasikan beberapa shelter, salah satunya shelter di Rusunawa Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Shelter ini sudah diisi sebanyak 50 pasien Covid-19.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Okto Heru Santosa mengatakan, shelter tersebut memiliki kapasitas 42 unit.
Per unitnya, dapat diisi dua pasien Covid-19. Artinya, satu shelter tersebut dapat menampung setidaknya 84 pasien Covid-19.
"Adanya shelter di wilayah ini sangat membantu pemerintah dalam penyediaan isolasi mandiri di masa pandemi saat ini," kata Okto di Yogyakarta, Selasa (1/3).
Selain shelter Rusunawa Bener ini, Pemkot Yogyakarta juga sudah mengoperasikan shelter lainnya di Kelurahan Bener. Shelter tersebut juga merupakan rusunawa yang difungsikan sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19.
Selain itu, sejumlah shelter yang ada di tingkat kelurahan di Kota Yogyakarta juga sudah mulai diaktifkan. Beberapa shelter tersebut ada yang belum terisi dan sebagiannya sudah mulai terisi oleh pasien Covid-19.
Salah satunya shelter di Kelurahan Giwangan yang digunakan untuk pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Shelter tersebut digunakan untuk mereka yang tidak bisa isolasi mandiri di rumah karena kondisi tempat tinggal yang tidak memungkinkan sebagai tempat isolasi.
"Saat ini shelter di Kelurahan Giwangan diaktifkan kembali. Shelter ini berlokasi di Gedung LPMK di lantai dua yang kebetulan berdekatan dengan kantor Kelurahan Giwangan," kata Lurah Giwangan, Dyah Murniwarini.
Dyah menuturkan, shelter itu dikhususkan untuk warga setempat. Shelter tersebut, katanya, juga sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung dan pemantauan kesehatan bagi pasien dari puskesmas setempat.
"Shelter Giwangan ini memiliki enam ruangan, setiap ruangan diisi satu pasien saja. Jika ada warga yang tidak bisa isolasi mandiri di rumah, shelter Giwangan bisa dijadikan isolasi warga," ujarnya.
Meskipun begitu, hingga saat ini shelter di Kelurahan Giwangan masih belum terisi. Hal ini dikarenakan warga yang terkonfirmasi positif masih banyak yang menjalani isolasi di rumah dan sebagiannya juga menjalani isolasi di shelter Rusunawa Bener.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyebut bahwa beberapa shelter penanganan Covid-19 yang sudah dioperasikan di DIY sudah mulai penuh menyusul peningkatan kasus yang terus terjadi signifikan. Bahkan, penambahan kasus positif Covid-19 per harinya masih dilaporkan di atas seribu kasus.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya juga sudah membuka Hotel Mutiara untuk dijadikan shelter Covid-19. Hotel Mutiara 2 yang ada di bagian selatan juga sudah dioperasikan sejak beberapa hari lalu dan hampir penuh.
"Hotel Mutiara 2 mulai penuh, nanti digeser ke Mutiara 1," kata Aji belum lama ini.