REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Invasi Rusia terhadap Ukraina membawa dampak yang begitu besar terhadap pasar otomotif di kedua negara tersebut. Beberapa produsen otomotif sudah menghentikan penjualan untuk negara yang sedang berkonflik tersebut.
Dikutip Reuters, Amerika Serikat mengumumkan pembatasan ekspor besar-besaran terhadap Rusia. Hal itu juga memicu sejumlah perusahaan global untuk mempertimbangkan bahkan mengubah rencana bisnis mereka di Rusia.
Pembuat mobil dan truk global, termasuk pembuat mobil AS General Motors dan Daimler Truck Jerman, telah menangguhkan beberapa bisnis di Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.
Berikut pabrikan yang menangguhkan bisnis di Rusia.
General Motor
GM mengatakan akan menangguhkan semua ekspor kendaraan ke Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Perusahaan yang berlokasi di Detroit ini tidak memiliki pabrik di Rusia, hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan setiap tahun di sana dan memiliki eksposur rantai pasokan yang terbatas.
"Pikiran kami bersama rakyat Ukraina saat ini," kata GM dalam sebuah pernyataan.
"Hilangnya nyawa adalah sebuah tragedi dan perhatian utama kami adalah keselamatan orang-orang di kawasan itu," tambah dia.
Volvo
Selain GM, produsen mobil Swedia Volvo Cars mengatakan bahwa mereka juga akan menangguhkan pengiriman mobil ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Mereka menjadi produsen mobil internasional pertama yang melakukannya karena sanksi atas invasi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Volvo mengatakan telah membuat keputusan karena "potensi risiko yang terkait dengan materi perdagangan dengan Rusia, termasuk sanksi yang dikenakan oleh UE dan AS."
"Mempertimbangkan potensi risiko yang terkait dengan perdagangan bahan dengan Rusia dan sanksi yang diberlakukan oleh AS dan UE, Volvo Cars tidak akan memasok mobil ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata juru bicara perusahaan Ben Foulds, dikutip oleh TT, Rabu.
Seorang juru bicara dari Volvo kembali mengatakan bahwa produsen mobil mengekspor kendaraan ke Rusia dari pabrik di Swedia, China dan Amerika Serikat. Berdasarkan data industri, produsen yang bermarkaas di Swedia ini telah menjual sekitar 9.000 unit mobil di Rusia pada tahun 2021.
Menurut data yang diberikan oleh Volvo Cars, pasar otomotif Rusia menyumbang penjualan sekitar 1,3 persen dari penjualan secara global.
Scania
Scania juga mengikuti jejak dari Volvo yang menyatakan bahwa mereka juga akan menghentikan penjualan kendaraan-kedaraan mereka di pasar otomotif Rusia. Scania menghentikan pengiriman mobil dan suku cadang ke Rusia minggu lalu, kata Erik Bratthall dari layanan pers perusahaan.
"Hubungan dengan klien penting untuk Scania tetapi nilai Scania lebih penting dalam hal ini," katanya.