Rabu 02 Mar 2022 13:16 WIB

Saran Kesehatan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Berbahaya

Terkadang sulit untuk mengetahui mana saranyang dapat dipercaya dan mana yang palsu.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Qommarria Rostanti
Saran kesehatan yang sebaiknya dihindari. (ilustrasi)
Foto: republika
Saran kesehatan yang sebaiknya dihindari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Begitu banyak tips atau saran kesehatan yang menyebar dan dipercaya oleh masyarakat. Namun, terkadang sulit untuk mengetahui, mana kiat yang dapat dipercaya serta didukung oleh penjelasan sains dan mana yang palsu.

"Informasi yang salah sering muncul ketika ada kesenjangan informasi atau sains yang tidak terselesaikan, karena sifat manusia berusaha untuk menalar, lebih memahami, dan mengisi celah tersebut," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) dikutip dari laman Eat This Not That, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Berikut adalah lima rekomendasi kesehatan sebaiknya tidak Anda ikuti, didukung oleh penjelasan sains:

1. Diet kelaparan

Sangat membatasi kalori mungkin tampak seperti cara cepat menurunkan berat badan. Namun, hal ini sebenarnya dapat memiliki efek sebaliknya. 

"Mari kita tinjau apa yang terjadi ketika Anda menjalani diet rendah kalori, karbohidrat tinggi, rendah lemak 1,560 kalori/hari, seperti yang disarankan dokter atau ahli gizi Anda saat ini," kata dr Jason Fung. 

Apakah Anda merasa tidak enak badan, lelah, kedinginan, lapar, mudah tersinggung, dan depresi ketika menjalankan diet tersebut? Itu bukan hanya karena Anda sedang berdiet, ada alasan fisiologis mengapa Anda merasa sangat buruk. 

"Laju metabolisme turun, hormon membuat Anda lapar, suhu tubuh turun, dan ada banyak efek psikologis. Yang terburuk adalah Anda kehilangan sedikit berat badan tetapi Anda mendapatkan semuanya kembali ketika diet berhenti," ujarnya.

2. Olahraga berlebihan atau overtraining

Berolahraga sangat bagus untuk kesehatan fisik dan mental Anda, tetapi Anda benar-benar dapat memiliki terlalu banyak hal yang baik. Seorang pelatih pribadi bersertifikat, Stephanie Mansour, mengatakan, latihan berlebihan terjadi ketika seseorang mengambil bagian terlalu banyak dalam latihan fisik dengan terlalu sedikit istirahat dan pemulihan setelah latihan keras. Tekanan yang terjadi pada otot, persendian, dan tulang menyebabkan kelelahan dan nyeri yang pada akhirnya memengaruhi kinerja. 

"Meskipun sindrom latihan berlebihan paling sering terjadi pada atlet yang serius, itu tidak berarti bahwa atlet rekreasi atau pejuang akhir pekan bebas dari efek latihan fisik mendorong tubuh terlalu keras. Meskipun normal untuk merasakan beberapa tingkat kelelahan setelah latihan yang berat, dan kelelahan total," kata dia.

3. Minum "satu ton" air untuk detoksifikasi

Faktanya, konsumsi air putih yang berlebihan dapat menyebabkan hiponatremia, yakni suatu kondisi dimana natrium darah sangat rendah. Hal ini merupakan akibat dari terlalu banyak mengonsumsi air. 

"Ginjal dapat mengeluarkan hingga 28 liter cairan dalam sehari, tetapi hanya satu liter per jam," kata dokter penyakit dalam dan dokter anak di UCHealth di Fort Collins, Christina Lang MD.

Dia mengatakan, minum berlebihan dapat menyebabkan keracunan air dan ketidakseimbangan elektrolit. Ini dapat menyebabkan perpindahan cairan berbahaya ke dalam sel-sel tubuh, terutama otak. "Dengan minum air yang berlebihan, melebihi apa yang dapat diekskresikan oleh ginjal dan/atau tanpa penggantian elektrolit. (natrium, kalium), seseorang dapat mengalami pembengkakan otak (edema serebral), yang dapat berakibat fatal," ujarnya.

4. Menggunakan minyak esensial untuk menghilangkan stres

Minyak asiri atau esensial bisa bermanfaat, tetapi orang dengan kondisi kesehatan mental harus selalu mengikuti saran dari petugas medis profesional untuk penggunannya. "Saya baru-baru ini melihat beberapa postingan yang menyarankan minyak esensial dan 'obat psikedelik' sebagai pengobatan untuk kecemasan dan depresi," kata Shiri Macri, MA . 

Dia menyebut, minyak esensial sangat bagus dan dapat menjadi tambahan yang bagus untuk daftar strategi perawatan diri. "Namun depresi dan kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang sangat nyata yang seringkali membutuhkan lebih dari perawatan diri sederhana untuk sembuh," kata Macri.

5. Ajakan tidak mengenakan masker dan vaksinasi

Meskipun aturan penggunaan masker dicabut di beberapa negara, tapi masker dinilai masih penting untuk menekan penyebaran Covid-19. Bahkan jika Anda sudah divaksinasi sepenuhnya. 

"(Mengenakan) masker wajah dan jaga jarak fisik perlu dilanjutkan di masa mendatang," ujar spesialis penyakit menular, Kristin Englund, MD. 

Vaksin terbukti efektif dan aman dalam mengantisipasi penyebaran virus corona. Sayangnya beredar misinformasi dan disinformasi mengenai vaksinasi di tengah masyarakat.

Misinformasi merupakan informasi palsu yang dibagikan oleh orang-orang yang tidak bermaksud menyesatkan orang lain. Sedangkan dsinformasi merupakan informasi palsu yang sengaja dibuat dan disebarluaskan dengan tujuan tertentu.

Kedua jenis tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan vaksin  dan tingkat vaksinasi. "Sebagian besar misinformasi dan disinformasi yang beredar tentang vaksin Covid-19 berfokus pada pengembangan, keamanan, dan efektivitas vaksin, serta penyangkalan Covid-19. Fakta, vaksin Covid-19  tidak akan membuat Anda sakit dengan Covid-19," kata CDC.

Masyarakat diimbau tetap mengikuti protokol kesehatan untuk membantu mengakhiri pandemi ini. Selain itu, setiap orang juga didorong untuk segera mendapatkan vaksinasi secepatnya, mengenakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menjaga kebersihan tangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement