Kamis 03 Mar 2022 03:29 WIB

Presiden Ukraina Desak Gencatan Senjata Sebelum Perundingan

Zelenskyy desak Rusia untuk gencatan senjata dan berhenti membom kota-kota di Ukraina

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
 Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa di Kyiv, Ukraina, Minggu, 27 Februari 2022. Pertempuran jalanan pecah di kota terbesar kedua di Ukraina pada hari Minggu dan pasukan Rusia ditempatkan meningkatnya tekanan pada pelabuhan-pelabuhan strategis di selatan negara itu menyusul gelombang serangan terhadap lapangan terbang dan fasilitas bahan bakar di tempat lain yang tampaknya menandai fase baru invasi Rusia.
Foto: Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP
Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa di Kyiv, Ukraina, Minggu, 27 Februari 2022. Pertempuran jalanan pecah di kota terbesar kedua di Ukraina pada hari Minggu dan pasukan Rusia ditempatkan meningkatnya tekanan pada pelabuhan-pelabuhan strategis di selatan negara itu menyusul gelombang serangan terhadap lapangan terbang dan fasilitas bahan bakar di tempat lain yang tampaknya menandai fase baru invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV — Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (1/3/2022) mendesak Rusia untuk gencatan senjata dan berhenti membom kota-kota di Ukraina. Desakan ini muncul sebelum berlangsungnya perundingan antara Ukraina dan Rusia.

Dilansir dari Alarabiya, Rabu (2/3/2022), Zelenskyy mengatakan dalam sebuah wawancara di kompleks pemerintah yang dijaga ketat, mendesak anggota NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk menghentikan angkatan udara Rusia. Permintaannya ini kata dia, hanya sebatas tindakan pencegahan dan tidak dimaksudkan untuk menyeret aliansi ke dalam perang dengan Rusia.

Zelenskyy, yang telah menolak tawaran untuk meninggalkan ibukota Ukraina saat pasukan Rusia maju, juga mengatakan Ukraina akan menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum jika NATO menutup pintu pada prospek keanggotaan Ukraina.

“Setidaknya perlu untuk menghentikan pengeboman orang, hentikan pengeboman dan kemudian duduk di meja perundingan,” kata Zelenskyy sebelum menggelar pembicaraan lebih lanjut dengan Rusia.

Tepat ketika dia berbicara, muncul berita bahwa sebuah rudal Rusia telah menghantam sebuah menara TV di ibukota Ukraina. Sebelumnya pada Selasa, rudal menghantam jantung kota timur Kharkiv.

Ukraina telah menerima pengiriman senjata dari anggota NATO untuk membantu menahan invasi militer skala penuh yang dilancarkan oleh pasukan Rusia pekan lalu, sementara Barat juga telah memberlakukan sanksi terhadap ekonomi Rusia.

Namun Zelenskyy telah mendesak masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak, termasuk memberlakukan zona larangan terbang. Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa Presiden AS Joe Biden secara pribadi telah menyampaikan kepadanya bahwa sekarang bukan waktunya untuk memperkenalkan tindakan seperti itu.

Ukraina telah menekan NATO untuk mempercepat masuknya, sebuah langkah yang ditentang keras oleh Rusia dan disebut-sebut sebagai salah satu alasan Moskow meluncurkan kampanyenya.

"Mitra kami, jika mereka tidak siap untuk membawa Ukraina ke NATO, karena Rusia tidak ingin Ukraina berada di NATO, harus mengusahakan jaminan keamanan bersama untuk Ukraina," kata Zelenskyy.

“Ini berarti bahwa kami memiliki integritas teritorial kami, bahwa perbatasan kami dilindungi, kami memiliki hubungan khusus dengan semua tetangga kami, kami benar-benar aman, dan penjamin yang memberi kami keamanan, mereka menjamin ini secara hukum,” kata dia.

Zelenskyy (44) dengan jenggotnya yang belum dicukur dan mengenakan kaos sederhana, celana panjang dan sepatu bot melakukan wawancara, yang berlangsung di kompleks pemerintah dan dijaga ketat oleh militer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement