REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — KH Ahmad Baha’udin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengungkapkan agar tidak berlebihan dalam mengkritik para ulama wahabi. Dia pun mengaku sering mengkritik gerakan keagamaan yang dinisbatkan kepada Syekh Muhammad bin Abdul Wahab tersebut. Meski demikian, kritik tersebut hanya dalam hal tertentu saja. Saat ada kecocokan maka hal tersebut patut disetujui.
“Misalnya tradisi mereka menghormati sahabat, kita setuju. Tradisi mereka menghormati Masjidil Haram kita setuju. Tradisi mereka menghafalkan Alquran kita setuju,”jelas Gus Baha dalam kajian yang dirilis ewat akun YouTube Belajar Alim, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Gus Baha menjelaskan, ada memang tradisi paham wahabi yang tidak disetujui. “Misalnya mereka sering gak hormat sama Ma’atsirul Nubuwah tempat-tempat bersejarah. Jadi kalau kita kritik di hal yang kita kritik saja. Itu pun karena bawaan zaman dan bawaan versi, bawaan tradisi,”jelas dia.
Karena itu, Gus Baha menegaskan, pihaknya tidak membenci paham tersebut. “Terus kamu simpulkan Gus Baha benci? Ya ndak juga. Dalam hal yang ndak cocok. Yang kita cocok ya cocok kayak tadi misalnya Syekh Muhammad kalau ngarang kitab misalnya, dia beda dengan Wahabi. Kalau muji ya biasa,”jelas dia.
Gus Baha pun menjelaskan, dia selalu memberi hormat kepada siapapun yang berkontribusi pada agama ini, baik mereka yang terkenal maupun tidak. Kalaupun ada kritik terhadap tokoh atau ulama tertentu, dia menjelaskan, hal tersebut bukan merupakan suatu kebencian.