Kasus Aktif Covid-19 Surabaya Melandai
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kasus Aktif Covid-19 Surabaya Melandai (ilustrasi). | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, kasus aktif Covid-19 di Kota Pahlawan terus menurun. Sempat menyentuh angka 5.117 kasus aktif pada 23 Februari 2022, pada 2 Maret 2022 tercatat tinggal 3.769 kasus aktif.
Nanik melanjutkan, berdasarkan hasil assessment oleh Kemenkes RI pada pekan ketiga hingga pekan keempat Februari, kasus konfirmasi Covid-19 di Surabaya menurun dari angka 455,39 per 100 ribu penduduk, menjadi 324,04 per 100 ribu penduduk. Begitupun angka rawat inap di rumah sakit rujukan dari 31,49 per 100 ribu penduduk, menjadi 27,15 per 100 ribu penduduk.
"Sedangkan angka positif rate (perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan) sebesar 19,17 persen, menjadi 14,51 persen," kata Nanik di Surabaya, Kamis (3/3).
Nanik menjelaskan, pasien Covid-19 di Kota Surabaya pada 2022 sebagian besar berada pada usia produktif, yakni mecapai 79,99 persen. Adapun penyebab penularan adalah tingginya mobilitas dari masyarakat yang meningkatkan risiko terpapar Covid-19.
"Terhitung pada Rabu (2/3), angka kesembuhan Covid-19 di Kota Surabaya mencapai 93,96 persen dan angka kematian mencapai 2,52 persen dari total kasus kumulatif Covid-19," ujarnya.
Nanik mrnambahkan, untuk upaya tracing yang dilakukan di Kota Surabaya, pihaknya melakukan dua teknik. Yakni tracing secara langsung dan tidak langsung. Pada teknik tracing secara langsung, petugas tim tracing akan mendatangi alamat rumah pasien sesuai notifikasi dari aplikasi Kemenkes dengan menggunakan APD dan minimal masker N95.
"Kedua, yakni teknik tracing secara tidak langsung. Nantinya para petugas dari tim tracing akan menghubungi pasien via telepon sesuai dengan nomor yang tertera pada aplikasi Kemenkes," kata dia.
Nanik menerangkan, jika terdapat warga yang terkonfirmasi Covid-19, maka akan dilakukan tracing untuk mencari kontak erat. Setelah itu akan ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan swab kepada semua kontak erat.
Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang bergejala ringan atau tidak bergejala, akan dievakuasi ke tempat isolasi terpusat (Isoter) di Asrama Haji (HAH) atau hotel berbayar yang direkomendasikan Pemkot Surabaya. Sedangkan pasien yang bergejala sedang sampai berat, akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yang menangani pelayanan Covid-19.
Nanik menambahkan, terkait penanganan warga yang terpapar Covid-19 di asrama haji, tingkat keterisian tempat tidur pada pekan lalu mencapai 51,62 persen. Namun, per Rabu (2/3) hanya tinggal 10,65 persen dari total tempat tidur yang tersedia.
Sedangkan untuk keterisian Rumah Sakit Darurat Lapangan Tembak (RSLT) yang dibuka sejak awal Februari 2022, tidak sempat terisi. "Karena ketersediaan tempat tidur di asrama haji dan RS rujukan Covid-19 di Kota Surabaya, masih dapat memfasilitasi untuk penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19," ujarnya.
Nanik tak memungkiri terdapat temuan klaster baru di Kota Surabaya sepanjanh 2022. Yakni klaster fasilitas umum, keluarga, riwayat perjalanan dalam dan luar negeri, PTM Sekolah, dan perkantoran.
"Penyebab terjadinya klaster tersebut karena tingginya mobilitas warga Surabaya, lalu menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap Prokes," kata dia.