Kamis 03 Mar 2022 13:33 WIB

Ancaman Banjir Bandang, Setengah Juta Warga Sydney Diminta Mengungsi

Air sungai naik di kota terpadat di Australia, rumah bagi lima juta penduduk.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Banjir Bandang (ilustrasi)
Foto: Reuters/Mohamed Alhwaity
Banjir Bandang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sekitar 500 ribu orang di Sydney dan sekitarnya telah diberitahu untuk mengungsi atau bersiap-siap menyelamatkan diri dari banjir pada Kamis (3/3/2022). Hujan deras mengguyur wilayah pantai timur Australia.

Layanan Darurat Negara mengeluarkan perintah evakuasi kepada 200 ribu penduduk dan peringatan evakuasi telah dikirim ke 300 ribu lainnya. Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet mendesak warga menanggapi perintah tersebut dengan serius.

Baca Juga

"Kami percaya, segala sesuatunya akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," kata Perrottet.

Sungai naik di kota terpadat di Australia, rumah bagi lima juta penduduk. Menteri Layanan Darurat Negara Bagian New South Wales Steph Cooke memperingatkan kondisi cuaca berbahaya selama 24 jam ke depan.

Biro Meteorologi Australia memperingatkan banjir bandang yang mengancam jiwa dan angin yang merusak dengan hembusan puncak lebih dari 90 kilometer per jam. Banjir besar diperkirakan terjadi di sepanjang beberapa sungai di dan sekitar Sydney. Puluhan daerah pinggiran kota dalam siaga tinggi.

Peringatan banjir kecil juga dikeluarkan untuk masyarakat pesisir sejauh 200 kilometer selatan Sydney. Banjir juga meningkat di Brisbane, kota terpadat ketiga di Australia, 730 kilometer utara Sydney, saat badai petir hebat melanda.

Biro Meteorologi menyatakan, hujan es dengan lebar 5 hingga 6 sentimeter menghantam kota Inglewood, 270 kilometer barat daya Brisbane pada Kamis pagi. Hujan yang luar biasa lebat membawa banjir bandang ke pantai negara bagian Queensland 500 kilometer utara ibu kota Brisbane minggu lalu dan sistem tekanan rendah yang bergerak ke selatan sejak itu membawa hujan ke selatan Sydney.

Banjir telah merenggut 14 nyawa di Queensland dan negara tetangga New South Wales sejak 22 Februari.  Beberapa pinggiran kota Brisbane tetap banjir setelah sungai yang mengalir melalui pusat kota memuncak pada awal pekan.

Asisten Komisaris Layanan Kebakaran dan Darurat Queensland John Cawcutt mengatakan ratusan orang meminta bantuan di Brisbane dan sekitarnya dengan hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang. "Kami mendapat angin kencang dan tentu saja kami memiliki potensi banjir bandang karena tanah yang sudah basah di luar sana," kata Cawcutt kepada Nine Network.

Cawcutt menggambarkan cuaca berbahaya yang membentang di utara Brisbane dan selatan Sydney sebagai peristiwa besar. Peramal cuaca dari Biro Meteorologi Laura Boekel mengatakan badai petir membawa kemungkinan lebih banyak banjir, membentang 450 kilometer ke utara dari Brisbane ke Bundaberg selama satu atau dua hari berikutnya.

"Ini adalah situasi yang sangat berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa di Queensland tenggara," kata Boekel. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement