Kamis 03 Mar 2022 15:57 WIB

Nabi Muhammad Lebih Sering Berpuasa di Bulan Syaban

Berpuasa pada bulan Syaban hukumnya adalah sunnah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Rasulullah. Nabi Muhammad Lebih Sering Berpuasa di Bulan Syaban
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah. Nabi Muhammad Lebih Sering Berpuasa di Bulan Syaban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa hadist yang menjelaskan Nabi Muhammad SAW lebih sering berpuasa di bulan Syaban daripada bulan lainnya, kecuali Ramadhan. Bulan Syaban adalah bulan sebelum datangnya Ramadhan. Para ulama juga sepakat berpuasa pada bulan Syaban hukumnya adalah sunnah.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ كَانَ أَحَبَّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانُ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

Baca Juga

Aisyah berkata, "Bulan yang paling Rasulullah SAW sukai untuk berpuasa adalah bulan Syaban, kemudian beliau menyambungnya dengan Ramadhan." (HR Abu Dawud)

أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Ummu Salamah mengatakan, "Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya'ban dan Ramadhan." (HR An-Nasa'i)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي لَبِيدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ قَدْ صَامَ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ قَدْ أَفْطَرَ وَلَمْ أَرَهُ صَامَ مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Abu Salamah berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah tentang puasanya Nabi Muhammad SAW." Maka Aisyah menjawab, "Beliau berpuasa hingga kami mengatakan bahwa beliau selalu berpuasa, dan beliau juga berbuka hingga kami mengatakan bahwa beliau selalu berbuka. Aku tidak pernah melihat beliau berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syaban. Beliau puasa pada bulan Syaban secara penuh, beliau puasa pada bulan Syaban kecuali sedikit hari (beliau tidak berpuasa)." (HR Ibnu Majah)

Mayoritas ulama berpendapat puasa di bulan Syaban boleh. Tapi ada juga ulama yang hanya menyarankan puasa di bulan Syaban sampai tanggal 16 Syaban saja. Selanjutnya tidak diperkenankan puasa hingga tiba waktu puasa Ramadhan. Hal ini dijelaskan dalam buku Puasa: Antara Yang Masyru’ dan Tidak Masyru’ yang ditulis Ustadz Isnan Ansory dan dipublikasikan Rumah Fiqih Publishing, 2019.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement