Kamis 03 Mar 2022 16:48 WIB

Jaksa Agung Massachusetts Investigasi TikTok Terkait Kesehatan Mental Anak Muda

TikTok akan diselidiki terkait potensi bahaya yang ditimbulkan terhadap anak muda.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Fuji Pratiwi
Aplikasi TikTok. Jaksa Agung Massachusetts mengumumkan peluncuran penyelidikan nasional terhadap TikTok.
Foto: www.freepik.com
Aplikasi TikTok. Jaksa Agung Massachusetts mengumumkan peluncuran penyelidikan nasional terhadap TikTok.

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON – Sudah hampir enam bulan sejak dokumen Meta bocor yang menunjukkan Instagram memiliki dampak negatif pada kesehatan anak muda. Masalah kesehatan mental anak muda kini tampaknya meluas pada aplikasi media sosial lain, yaitu TikTok.

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan pada Rabu (2/3/2022), Jaksa Agung Massachusetts Maura Healey mengumumkan peluncuran penyelidikan nasional terhadap TikTok. Pihaknya ingin mengetahui apakah perusahaan merancang, mengoperasikan, dan mempromosikan platform media sosialnya kepada anak-anak, remaja, dan dewasa muda dengan cara yang menyebabkan atau memperburuk gangguan kesehatan fisik dan mental.

Baca Juga

Sebagai bagian dari penyelidikan, jaksa agung negara bagian di seluruh negeri akan menyelidiki apakah TikTok melanggar undang-undang perlindungan konsumen dan membahayakan publik. Selain itu, mereka juga akan menyelidiki apakah perusahaan tahu tentang potensi bahaya yang ditimbulkan platformnya terhadap anak muda.

Menanggapi masalah ini, TikTok mengaku peduli pada pengalaman penggunanya. "Kami sangat peduli untuk membangun pengalaman yang membantu melindungi dan mendukung kesejahteraan komunitas kami dan kami menghargai jaksa agung negara bagian berfokus pada keselamatan pengguna yang lebih muda," kata juru bicara TikTok.

TikTok berharap dapat memberikan banyak informasi tentang perlindungan keamanan dan privasi yang untuk remaja. Menurut siaran pers Healey, penyelidikan akan fokus pada strategi dan metode TikTok untuk meningkatkan keterlibatan di antara basis pengguna mudanya. Ini termasuk teknik yang digunakan untuk meningkatkan keterlibatan dan jumlah waktu yang dihabiskan pengguna di aplikasi.

Dikutip Mashable, Kamis (3/3/2022), ada kekhawatiran tentang masalah kesehatan mental di TikTok meskipun itu tampaknya terkonsentrasi pada konten di platform. Misal, laporan ABC News dari tahun lalu menemukan beberapa tren TikTok menyebabkan pengguna remaja percaya mereka memiliki penyakit mental tertentu.

Healey mengatakan pihaknya ingin melindungi anak-anak dan remaja dan tidak bisa membiarkan media sosial membahayakan kesehatan fisik dan mental mereka. "Jaksa agung negara bagian memiliki keharusan untuk melindungi kaum muda dan mencari lebih banyak informasi tentang bagaimana perusahaan seperti TikTok memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka," kata Healey dalam sebuah pernyataan. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement