UMY Gandeng PDM Klaten Berdayakan Petani Padi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Penandatanganan kerja sama antara Lembaga Pengembangan Karir dan Sumber Daya Manusia (LPKSDM) UMY dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten dalam rangka memberdayakan petani-petani di Klaten. | Foto: Wahyu Suryana
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Hidup berdampingan dengan wabah yang belum pasti kapan akan berhentinya seperti pandemi Covid-19 tentu harus dibekali berbagai strategi. Terlebih, wabah ini telah memberikan dampak yang sangat besar, salah satunya di sektor pertanian.
Untuk itu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui Lembaga Pengembangan Karir dan Sumber Daya Manusia (LPKSDM) menggandeng Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten. Mereka membuat kerja sama memberdayakan petani-petani di Klaten.
Adapun penandatanganan kerja sama itu tepat dilakukan pada Malam Refleksi Milad 41 UMY di Masjid KH Ahmad Dahlan. Kepala LPKSDM UMY, Dr Adhianty Nurjanah mengatakan, kerja sama ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi UMY kepada pemberdayaan petani.
"Banyak sekali petani yang saat ini mungkin berhenti bercocok tanam padi ataupun lainnya yang terdampak Covid-19, sehingga dengan kerja sama ini harapannya kita bisa memberikan kontribusi langsung memberdayakan petani yang terdampak Covid-19," kata Adhianty, Rabu (2/3).
Ia menerangkan, program ini bentuk peningkatan kesejahteraan dan kepedulian UMY terhadap karyawan dan dosen. Terutama, dari segi pangan agar dosen dan karyawan lebih semangat dan meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa lebih prima lagi.
Adhianty menyebutkan, petani yang tergabung dalam program ini petani dalam naungan PDM Muhammadiyah Klaten. Jadi, kerja sama UMY dengan PDM Klaten untuk memberdayakan petani yang tidak cuma ada disana, tapi bagian dari persyarikatan Muhammadiyah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, beras yang didistribusikan merupakan beras dengan kualitas yang bagus. Adhianty sendiri yang terjun secara langsung untuk melihat quality control beras sebelum akhirnya didistribusikan kepada dosen dan karyawan.
Dalam pelaksanaan, setiap karyawan dan dosen tetap UMY akan menerima lima kilogram beras setiap bulannya. Adhianty juga menyebutkan kalau sebenarnya setiap karyawan dan dosen UMY sudah mendapatkan bantuan tunjangan beras, tapi dalam bentuk uang.
"Selain untuk tingkatkan kesejahteraan karyawan dan dosen juga pemberdayaan petani. Berharap dengan adanya program ini perguruan tinggi Muhammadiyah turut bersinergi dalam memberdayakan petani yang terdampak pandemi, khususnya petani Muhammadiyah," ujar Adhianty.
Senada, Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto berharap, dengan adanya kerja sama ini bisa membantu petani yang terdampak serta memperluas sinergi menghasilkan produk pangan hasil warga Muhammadiyah. Sehingga, membantu petani yang terdampak pandemi.
"Lebih dari itu, besar harapan kerja sama semakin meluas dan menginspirasi pimpinan Muhammadiyah atau perguruan tinggi Muhammadiyah lain bersinergi bersama masyarakat memproduksi produk pangan berkualitas hasil dari warga Muhammadiyah itu sendiri," kata Gunawan.