REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Serial komedi Servant of the People yang dibintangi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendapat peningkatan popularitas. Minat publik terhadap serial tersebut meningkat sejak merebaknya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sejak diluncurkan pada 2015, Eccho Rights dipercaya mendistribusikan Servant of the People. Mengingat tahun perilisannya, serial itu sebenarnya termasuk lawas.
Namun, dengan situasi yang kini menjadi pemberitaan besar, Servant of the People menjadi sangat menarik bagi semua orang. Banyak orang ingin tahu sosok Zelensky saat masih menjadi aktor dan komedian.
Managing partner Eccho Rights, Nicola Söderlund, mengatakan, penjualan program telah meningkat secara drastis beberapa hari terakhir. Sejumlah negara tidak mau ketinggalan memiliki lisensi atas Servant of the People.
Channel 4 yang telah mengumumkan kepemilikan lisensi atas Servant of the People di Inggris berencana menyiarkannya mulai Ahad (6/3). Eccho Rights juga menginformasikan kesepakatan dengan MBC di Timur Tengah, ANT 1 Yunani, dan PRO TV di Rumania.
Begitu juga siaran di Bulgaria, Moldova, Estonia, Prancis, Finlandia, dan Georgia. Belum diketahui siapa yang memiliki hak siar serial di AS.
Dalam Servant of the People, Zelensky memerankan seorang guru yang menjadi presiden setelah sebuah video kecaman atas korupsi pejabat di Ukraina menjadi viral. Dalam serial besutan Studio Kvartel 95 itu, tokoh Vasiliy Petrovich Goloborodko yang diperankan Zelensky menjalankan negara sambil mempertahankan kehidupan normalnya.
Serial menjadi hit di Ukraina, yang berlanjut selama tiga musim dan memiliki sebuah film spin-off. Dalam serial tersebut, pria 44 tahun itu memerankan seorang guru yang menjadi presiden setelah sebuah video kecaman atas korupsi pejabat di Ukraina menjadi viral.
Selain menjadi politikus, Zelensky pernah berprofesi sebagai aktor, sutradara, sekaligus penulis skenario. Zelensky menjabat sebagai presiden Ukraina sejak 2019.
Sebagai presiden, Zelensky tentunya terus disorot dan menjadi wajah bangsa selama Ukraina bertahan dari serangan Rusia. Hingga kini, Eccho Rights telah mendonasikan 50 ribu euro (sekitar Rp 798 miliar) kepada Palang Merah Ukraina.