REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf mengungkapkan, Bulan Syaban merupakan bulan yang mulia, dan hendaknya umat islam mengisinya dengan memperbanyak amalan ibadah dan puasa secara khusus. Hal ini dilakukan untuk melatih diri sebagai persiapan menyambut datangnya bulan Ramadhan agar nanti tidak kaget dengan perubahan spontan sehingga terasa berat.
"Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban," kata Ustadz yang juga menjadi Pendakwah dan Penulis ini.
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan,
وما رأَيتُ رسولَ اللهِ استكمَلَ صيامَ شهرٍ قطُّ إلَّا رَمَضانَ، وما رأيتُه أكثرَ صيامًا منه في شعبانَ
“Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah ﷺ berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban dijelaskan dalam hadits yang lain. Dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu Anhu berkata:
قلتُ يا رسولَ اللهِ لم أرَك تصومُ من شهر من الشُّهورِ ما تصومُ من شعبانَ قال ذاك شهرٌ يغفَلُ النَّاسُ عنه بين رجبَ ورمضانَ وهو شهرٌ تُرفعُ فيه الأعمالُ إلى ربِّ العالمين فأُحِبُّ أن يُرفعَ عملي وأنا صائمٌ
“Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban (karena seringnya)?’ Beliau menjawab, ‘Bulan itu banyak manusia lalai, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkat amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa.’” (HR Nasai dan Ahmad).
"Hikmah lainnya adalah untuk persiapan bagi bulan Ramadhan agar hati dan badan siap untuk menyambutnya dengan kesegaran guna menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla," ucap Ustadz yang juga Lulusan Markaz Dakwah Syeikh Utsaimin, Unaizah, Gassim, Arab Saudi 2004-2008 ini.