REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengikutsertakan empat kampus di KOta Padang yakni Universitas Andalas (Unand), Universitas Bung Hatta, Universitas Negeri Padang (UNP) dan Institut Teknologi Padang (ITP) untuk melakukan asesmen dan memetakan kerusakan bangunan akibat gempa di Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
Gempa bermagnitudo 6,2 itu terjadi pada Jumat (25/2) lalu. Gempa ini merusak fasilitas umum dan ratusan pemukiman warga sehingga sampai sekarang ribuan warga di dua kabupaten tersebut masih mengungsi di tenda-tenda darurat.
“BNPB merangkul empat perguruan tinggi untuk melakukan assessment dan memetakan kerusakan rumah warga terdampak bencana gempa,” Kata Ketua Rehabilitasi dan Rekonstruksi Universitas Andalas (Unand), Febrin Anas, Kamis (3/3).
Febrin menyebut empat perguruan tinggi itu akan mengerahkan mahasiswa untuk melakukan pendataan. Kemudian data akan diinput secara online secara real time.
Total ada 106 mahasiswa yang dilibatkan dalam assesment dan pendataan ini.
Menurut Febrin, data di lapangan saat ini kerap berubah sehingga pemerintah belum dapat mengambil tindakan untuk rencana rehabilitasi dan rekonstruksi.
Ia menyebut bila rumah warga korban gempa ini masih berdiri kokoh dan hanya menimbulkan keretakan, rumah akan diperbaiki dengan kawat anyam antar dinding. Teknologi anyaman ini disebut sebagai ferrocement layer. Sementara yang rusak berat terpaksa harus masuk ke dalam data bangunan yang harus dibuat ulang.
Dalam melakukan assesment ini, para mahasiswa nantinya kata Febrin juga mensosialisasikan kepada masyarakat tentang rencana perbaikan rumah korban gempa.
Sebelumnya Universitas Andalas telah mengirimkan tiga tim untuk membantu warga pasca gempa pekan lalu. Tiga tim itu terdiri dari satu tim dokter dari rumah sakit Universitas Andalas, Pusat Tanggap Bencana dari Fakultas Keperawatan dan Kesmas, serta Pusat Studi Bencana.
"Mari bergandengan tangan membantu masyarakat. Tinggalkan kesan positif," ujar Rektor Unand, Yuliandri.