Jumat 04 Mar 2022 05:30 WIB

Rusia Serang Ukraina, Dewan Kota Mariupol: Kami Sedang Dihancurkan

Kota Mariupol di Ukraina terus dibombardir pasukan Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Pelajar tunanetra dari kota Mariupol yang menempuh pendidikan di sekolah khusus di Kharkiv telah dievakuasi  ke pusat pengungsian di desa Volos
Foto: EPA
Pelajar tunanetra dari kota Mariupol yang menempuh pendidikan di sekolah khusus di Kharkiv telah dievakuasi ke pusat pengungsian di desa Volos

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Dewan Kota Mariupol, Ukraina mengungkapkan bahwa pasukan Rusia terus-menerus membombardir kotanya. Dewan mengatakan, Rusia sengaja menargetkan infrastruktur sipil vital di pelabuhan Ukraina tenggara.

Serangan Rusia telah melumpuhkan aliran air, tiang pemancar siaran TV, dan listrik kota tersebut.  Rusia juga menghalangi pengiriman pasokan kebutuhan maupun evakuasi warga.

Baca Juga

"Mereka menghancurkan pasokan makanan, mengepung kami, seperti di Leningrad dulu," kata Dewan lewat pernyataan.

Dewan mengibaratkan serangan Rusia saat ini seperti peristiwa Siege of Leningrad, yakni pengepungan Nazi Jerman di kota Soviet--yang sekarang dikenal sebagai St Petersburg--selama Perang Dunia II. Sekitar 1,5 juta orang meninggal dalam pengepungan selama lebih dari dua tahun tersebut.

"Sengaja, selama tujuh hari, mereka menghancurkan infrastruktur pendukung kehidupan kritis (Mariupol). Kami tidak lagi memilik penerangan, air, dan pemancar," kata dewan.

Pihak dewan mengaku sedang berupaya membuat koridor kemanusiaan untuk Mariupol. Mereka juga berusaha untuk memperbaiki infrastruktur.

"Mariupol masih membara. Kaum perempuan, anak-anak dan lansia menderita. Kami sedang dihancurkan sebagai sebuah negara. Ini adalah genosida rakyat Ukraina," katanya.

Sementara itu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengirim tim pendahulu ke Ukraina pada Kamis (3/3/2022) untuk mulai menyelidiki dugaan kejahatan perang. Mereka berangkat dari Den Haag beberapa jam setelah Jaksa Karim Khan mengumumkan bahwa dia akan mulai mengumpulkan bukti kejahatan perang terkait krisis Rusia-Ukraina.

"Kemarin saya membentuk tim dan hari ini mereka pergi ke wilayah itu," kata Khan.

Khan mengatakan, ICC akan menyelidiki dugaan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina. Meskipun bukan anggota ICC, namun Ukraina menandatangani deklarasi pada 2014 yang memberikan yurisdiksi pengadilan atas dugaan kejahatan berat yang dilakukan di wilayahnya terlepas dari kebangsaan pelaku.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement