JAKARTA -- Perang era modern selalu melibatkan drone sebagai senjata mematikan untuk meraih kemenangan. Hal itu terbukti di Ukraina yang diinvasi Rusia dan perang antara Azerbaijan melawan Armenia di Nagorno-Karabakh. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo menuturkan, teknologi perang saat ini memang sangat mengandalkan kekuatan udara.
"Jadi memang sangat menarik peperangan modern ini apa yang terjadi di Ukraina dan sebelumnya di Azerbaijan, penggunana teknologi udara menjadi game changer betul sekali," kata fadjar di sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Gedung IG Dewanto, Markas Besar Angkatan Udara (Mabesau), Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022).
Menurut dia, TNI AU terus mencermati perkembangan peperangan menggunakan yang belakangan ini menggunakan drone. Menyikapi hal itu, sambung dia, TNI AU sudah membentuk beberapa satuan drone khusus untuk disiapkan dalam menghadapi situasi peperangan terkini. Disinggung apakah Mabesau berencana membentuk skuadron drone tersendiri, Fadjar menegaskan, TNI AU akan mempertimbangkan situasi dunia terbaru.
"Terkait dengan TNI Angkatan Udara sudah, sudah mengikuti (peran penting drone dalam perang), dan membentuk satuan-satuan pesawat tanpa awak, dan ke depannya (skuadron khusus drone) tergantung oleh dinamika global," ucap Fadjar.
Sebelumnya, Fadjar menegaskan jika TNI AU siap untuk menghadapi situasi disruptif di dunia global. Dia menekankan, TNI AU juga ikut mendukung pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional serta reformasi struktural.
"TNI AU juga akan melaksanakan pokok-pokok kebijakan pertahanan yang disampaikan oleh Panglima TNI, khususnya di dalam pelaksanaan tugas pengamanan dan pertahanan wilayah udara," ujar mantan Pangkogabwilhan II tersebut.