REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia memperingatkan kawasan timur yang sudah terendam banjir masih akan dilanda hujan deras pada akhir pekan. Kemungkinan akan mempersulit pengiriman bantuan ketika personil pertahanan mencoba ke kota-kota yang terdampak banjir.
Tiga belas dilaporkan tewas sejak banjir terjadi. Di beberapa bagian kota Sydney peringatan evakuasi banjir turun tapi Biro Meteorologi (BoM) Australia melaporkan sistem cuaca yang baru dapat membawa hujan lebat pada Ahad (6/3/2022) mendatang.
"Ini bukan kabar baik bagi kami di timur New South Wales dan sebagian besar negara bagian, semuanya sudah jenuh," kata meteorolog BoM Dean Narramore dalam konferensi pers Jumat (4/3/2022).
Selama musim panas pantai timur Australia didominasi pola cuaca La Lina yang biasanya meningkatkan curah hujan. Banyak sungai yang sudah meluap sebelum hujan deras terjadi beberapa pekan terakhir. Layanan darurat Australia memperingatkan badai dan hujan lebat terisolasi akan terus menimbulkan resiko tambahan.
"Kami belum melewati periode berbahaya, sungai masih sangat tinggi, mengalir cepat, banyak puing-puing dan di luar sana masih berbahaya," kata komisioner layanan darurat negara bagian Carlene York.
Sementara itu pada Jumat ini ribuan warga Australia pulang ke rumah dan mengunjungi bisnis mereka. Membersihkan puing-puing dan lumpur setelah air surut usai hujan lebat.
Lismore yang terletak di utara New South Wales, salah satu kota yang paling terdampak banjir. Walikota Steve Krieg mengatakan ratusan pasukan dan kru layanan darurat akan membantu memimpin upaya penyelamatan.
"Beberapa orang belum ditemukan, dan pencarian dan pemulihan akan dilakukan hari ini," katanya di Facebook.