REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- UNESCO memperingatkan kerusakan warisan budaya Ukraina usai lembaga-lembaga budaya internasional itu meningkatkan kecaman atas invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan beberapa museum dan lembaga budaya memutuskan hubungan dengan museum di Rusia.
Badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini membunyikan alarm tentang kerusakan warisan budaya Ukraina. UNESCO mengumumkan sedang bekerja untuk menilai lembaga pendidikan dan budaya Ukraina dan situs warisan yang ditunjuk oleh PBB.
Ukraina adalah rumah bagi tujuh situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk Katedral St. Sophia yang terkenal dan bangunan biara terkait di ibu kota Kiev. Situs lain dalam daftar PBB terletak di kota barat Lviv, kota pelabuhan Laut Hitam Odesa, dan di kota terbesar kedua Kharkiv. Keempat kota telah menjadi sasaran serangan artileri dan pemboman udara oleh pasukan Rusia yang menyerang.
"Kita harus menjaga warisan budaya ini, sebagai kesaksian masa lalu tetapi juga sebagai vektor perdamaian untuk masa depan," kata direktur jenderal UNESCO, Audrey Azoulay.
Azoulay mengatakan badan tersebut mengoordinasikan upaya dengan pihak berwenang Ukraina untuk menandai secepat mungkin monumen dan situs bersejarah utama di seluruh Ukraina. Diperlukan tanda yang diakui secara internasional untuk perlindungan warisan budaya jika terjadi konflik bersenjata.
UNESCO juga akan mengadakan pertemuan dengan direktur museum negara itu untuk membantu menjaga koleksi museum dan kekayaan budaya saat perang berkecamuk. Setidaknya tujuh lembaga pendidikan telah rusak dalam serangan selama seminggu terakhir, termasuk Karazin National University di Kharkiv.
Selain peringatan yang dibunyikan UNESCO, Hermitage Amsterdam mengatakan telah lama membangun hubungan dekat dengan Rusia melalui peminjaman koleksi seni paling terkenal di dunia. "Serangan Rusia baru-baru ini di Ukraina membuat jarak ini tidak lagi dapat dipertahankan. Dewan dan direktur kami telah memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan State Hermitage Museum," kata museum Belanda dalam sebuah pernyataan.
Dalam langkah lain untuk mengisolasi Rusia secara budaya, Swedish Academy yang membagikan Hadiah Nobel Sastra memuat pernyataan yang menentang tindakan Rusia di Ukraina. Atas pernyataan itu lembaga ini melanggar praktik lama untuk tidak membuat pernyataan politik.
Swedish Academy menyatakan akademi mencatat bahwa sejarah dan misinya berakar dalam pada tradisi kebebasan berekspresi, berkeyakinan, dan penyelidikan. "Oleh karena itu, kami bergabung dengan kelompok rekan-rekan akademi, institusi sastra dan budaya, tempat-tempat pendidikan tinggi, pembela kebebasan pers, organisasi hak asasi manusia, dan negara-negaradalam mengekspresikan kebencian kami terhadap serangan tidak adil pemerintah Rusia terhadap Ukraina dan rakyatnya," ujar lembaga tersebut.
Hollywood juga telah bergabung dengan penyelenggara festival film internasional, orkestra, pameran seni, dan lembaga budaya lainnya dalam memasukan Rusia ke daftar hitam. Mereka mempromosikan seniman Ukraina sebagai tanda solidaritas.
Bahkan Russian Ballet Theatre yang merupakan sebuah perusahaan balet independen mengganti nama menjadi RBT Ballet Theatre ketika sedang pemeran multinasional di Amerika Serikat. Mereka pun menggunakan slogan "Kami menari untuk Perdamaian. Kami mendukung Ukraina."