Jumat 04 Mar 2022 13:14 WIB

AS: Reaktor PLTN Ukraina Berhenti Beroperasi dengan Aman

PLTN Zaporizhzhia dilindungi dengan struktur penahan yang kuat

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Ukraina mengonfirmasikan PLTN terbesar di Eropa itu telah diserang oleh Rusia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.
Foto: AP/Olexander Prokopenko, File
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Ukraina mengonfirmasikan PLTN terbesar di Eropa itu telah diserang oleh Rusia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Jennifer Granholm mengatakan reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina berhenti beroperasi dengan aman. Sebelumnya, Washington juga tidak melihat adanya peningkatan radiasi di daerah sekitar.

"(PLTN) dilindungi dengan struktur penahan yang kuat dan reaktor berhenti operasi dengan aman," kata Granholm, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga

Di media sosial Twitter, Granholm mengatakan ia sudah berbicara dengan menteri energi Ukraina mengenai situasi di PLTN.  Sebelumnya dilaporkan pasukan Rusia menembak PLTN Zaporizhzhia dengan roket.

"Kami tidak melihat peningkatan radiasi di daerah sekitar fasilitas (nuklir)," kata Granholm.

Presiden Joe Biden sudah menerima perkembangan terbaru mengenai kebakaran di PLTN itu dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Washington mengatakan Biden juga menerima perkembangan terbaru dari wakil menteri bidang keamanan nuklir Departemen Energi AS.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengungkapkan insiden tersebut melalui Twitter pada Jumat berdasarkan laporan wali kota setempat tentang serangan Rusia di sana. Reuters belum dapat memverifikasi kebenaran informasi itu.

"Tentara Rusia menembak dari semua sisi ke PLTN Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa," cicit Kuleba.

"Kebakaran telah terjadi. Jika (PLTN) itu meledak, ledakannya bisa 10 kali lebih besar daripada Chernobyl! Rusia harus SEGERA menghentikan serangannya, izinkan pemadam kebakaran, dirikan zona keamanan!" tulis Kuleba.

Kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah menimpa PLTN Chernobyl pada 1986. Saat itu, Ukraina menjadi bagian dari Uni Soviet.

Sementara itu, menurut laporan AP, pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke kota penting penghasil energi di Ukraina dengan menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement