Jumat 04 Mar 2022 14:07 WIB

Jusuf Kalla Ingatkan Pemilu 2024 Ditunda Bisa Picu Konflik

JK mengingatkan, konstitusi mengamanatkan pemilu digelar setiap lima tahun sekali.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla (JK).
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla (JK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla (JK) menyebut, penundaan pemilihan umum (pemilu) 2024 menyalahi konstitusi. hal itu karena sudah ada amanat penyelenggaraan pesta demokrasi setiap lima tahun sekali.

"Memperpanjang (menunda pemilu) itu tidak sesuai dengan konstitusi," kata JK usai menghadiri Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Jumat (4/3/2022).

Baca Juga

JK mengatakan, apabila penundaan pemilu tetap diselenggarakan, potensi konflik bisa saja terjadi. Dia menyebut, Indonesia juga memiliki sejarah panjang tentang konflik. Sehingga, JK mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dan tetap taat kepada konstitusi. "Kecuali kalau konstitusinya diubah, (tapi) kita terlalu punya konflik. Jadi, kita taat pada konstitusi. Itu saja," ujar ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut

JK juga mengingatkan, konstitusi mengamanatkan pelaksanaan pemilu digelar setiap lima tahun sekali. Dia berharap, wacana penundaan pemilu jangan sampai berujung pada masalah yang diakibatkan oleh kepentingan kelompok atau individu tertentu. "Konstitusinya itu lima tahun sekali. Kalau tidak taat konstitusi, maka negeri ini akan ribut," ujar JK.

Usulan penundaan Pemilu 2024 pertama kali dikatakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Menurut Muhaimin, usulan penundaan itu didasarkan pada masa pemulihan ekonomi, yang menurut prediksi akan terjadi dalam kurun waktu dua tahun mendatang atau pada 2024.

"Saya menerima para pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) dan analis ekonomi dari berbagai perbankan banyak masukan penting; intinya (soal) prospek ekonomi kita pascapandemi. Dari seluruh masukan itu, saya mengusulkan Pemilu (Serentak) 2024 itu ditunda satu atau dua tahun," kata Wakil Ketua DPR itu di Jakarta, Rabu (23/2).

Usulan tersebut juga mendapat tanggapan dari Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Baik Airlangga maupun Zulkifli sama-sama setuju jika pemilu memang ditunda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement