Jumat 04 Mar 2022 15:51 WIB

Konflik Rusia-Ukraina Pengaruhi Alutsista Indonesia

Indonesia memiliki cukup banyak alutsista dari Rusia.

Red: Indira Rezkisari
Sejumlah warga mengabadikan gambar dengan latar belakang Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) tank dan meriam usai peresmian Monumen Perjuangan di Alun-alun Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/1/2022). Korps Marinir memberikan hibah berupa alutsista satu Tank jenis ranpur PT 76 buatan Rusia tahun 1961 dan dua meriam jenis Howitzer 122 MM buatan Cekoslavia tahun 1942 untuk kemudian dijadikan Monumen Perjuangan yang berlokasi di Kawasan Alun-alun Kabupaten Batang yang bertujuan untuk memberikan edukasi nilai patriotisme kepada generasi muda.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah warga mengabadikan gambar dengan latar belakang Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) tank dan meriam usai peresmian Monumen Perjuangan di Alun-alun Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/1/2022). Korps Marinir memberikan hibah berupa alutsista satu Tank jenis ranpur PT 76 buatan Rusia tahun 1961 dan dua meriam jenis Howitzer 122 MM buatan Cekoslavia tahun 1942 untuk kemudian dijadikan Monumen Perjuangan yang berlokasi di Kawasan Alun-alun Kabupaten Batang yang bertujuan untuk memberikan edukasi nilai patriotisme kepada generasi muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyebutkan, konflik Rusia-Ukraina berpengaruh ke Indonesia. Yaitu dari segi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia yang dibeli dari Rusia.

"Tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi tidak saja peralatan dari sana. Saya rasa seluruh dunia sedang mencermati, sedikit banyak pasti ada perubahan-perubahan," kata Kasau usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU Tahun 2022, di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga

Saat ini, Indonesia memiliki cukup banyak alutsista dari Rusia. Setidaknya ada 16 jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 yang dioperasikan oleh TNI AU. Selain itu, TNI Angkatan Darat juga mengoperasikan helikopter Mi-35P dan Mi-17V.

Namun, lanjut dia, suku cadang seperti pesawat tempur Sukhoi yang dibeli dari Rusia masih aman karena skema kerja sama jangka panjang. "Kita dalam hal perawatan pesawat kita lakukan tidak jangka pendek, jadi beberapa suku cadang sudah kita beli dari beberapa waktu lalu," jelas Fadjar.

TNI AU akan terus mencermati perkembangan situasi di Rusia dan Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement