Disrupsi Teknologi Jadi Tantangan Dunia Pendidikan
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Rapat Senat Terbuka Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad 41 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (4/3/2022). | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Seiring perkembangan zaman dan teknologi tidak bisa dipungkiri teknologi semakin maju dan turut berkembang. Bahkan, perubahan-perubahan fundamental dalam bidang teknologi atau biasa disebut disrupsi teknologi tidak bisa dihindari.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk, Ririek Adriansyah mengatakan, kondisi itu mengakibatkan dunia industri terguncang. Dunia pendidikan, khususnya universitas terancam keberadaan jika tidak bisa mengantisipasi disrupsi dan inovasi teknologi.
Dalam pidatonya yang bertajuk Transformasi Digital Dunia Pendidikan: Peluang dan Tantangan, Ririek menerangkan ada solusi atau antisipasi yang sebenarnya bisa dilakukan perguruan tinggi. Dengan melakukan digitalisasi kepada semua aspek.
Apalagi, selama masa pandemi yang sudah dua tahun berjalan ini telah menumbuhkan sikap dan alam pikiran digital. Pada masa mendatang, akan muncul keterampilan dan kompetensi baru, sehingga perguruan tinggi harus responsif ke disrupsi teknologi.
Salah satunya dilakukan dengan melaksanakan digitalisasi. Ririek berpendapat, tantangan seperti pengembangan jaringan internet, devices, dan teknologi pendidikan sampai keterjangkauan biaya yang pasti akan dihadapi perguruan tinggi nantinya.
"Namun, tantangan itu juga datang seiring dengan akan hadirnya kualitas dan akses pendidikan yang lebih baik ke depannya," kata Ririek dalam Rapat Senat Terbuka Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad 41 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (4/3/2022).
Turut hadir Kepala LLDIKTI Wilayah V Aris Junaidi, Ketua KY Mukti Fajar Nur Dewata , Ketua Senat UMY Prof Heru Kurnianto Tjahjono, Ketua Majelis Dikti Litbang Prof Lincolin Arsyad, Ketua Badan Pembina Harian UMY, Dr Agung Danarto, dan Rektor UMY Prof Gunawan Budiyanto.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menilai, dalam era post-modern dan disrupsi ini yang ditawarkan oleh zaman bukan hanya kemajuan. Ia mengingatkan, era tersebut menawarkan pula absurditas kemanusiaan dan kehidupan.
"UMY adalah miniatur dari Muhammadiyah sebagai Al Harakah Al Islamiyah sebagai institusi yang seharusnya membawa misi dakwah. Islam seharusnya menjadi sumber nilai, pedoman hidup, dan referensi berpikir," ujar Haedar.
Haedar menambahkan, momentum Milad UMY ini perlu menghadirkan semangat tasyakur bin nikmat. Tidak hanya kenikmatan kemajuan universitas yang bersifat material, namun kesadaran transendensi kalau Allah SWT yang memberikan anugerah tersebut.
"Berupa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Kampus Muda Mendunia ini," kata Haedar.