Jumat 04 Mar 2022 16:56 WIB

Serial Diperankan Presiden Ukraina Dibeli Banyak Negara

Minat terhadap serial itu disebut luar biasa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Fuji Pratiwi
 Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa di Kyiv, Ukraina, Ahad, 27 Februari 2022. Banyak stasiun televisi di berbagai negara membeli hak siar Servant of the People.
Foto: Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP
Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa di Kyiv, Ukraina, Ahad, 27 Februari 2022. Banyak stasiun televisi di berbagai negara membeli hak siar Servant of the People.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Banyak stasiun televisi di berbagai negara membeli hak siar Servant of the People. Acara ini merupakan serial komedi yang dibintangi oleh Volodymyr Zelenskyy sebagai Presiden Ukraina sebelum mendapatkan jabatan itu secara nyata pada 2019.

Eccho Rights telah mendistribusikan acara yang dibuat oleh Studio Kvartel 95 Zelenskyy sejak diluncurkan. Manajer Kerja Sama Eccho Rights Nicola Soderlund mengatakan, penjualan telah meningkat secara dramatis dalam beberapa hari terakhir. Ia menyebut minat terhadap serial itu luar biasa.

Baca Juga

"Ini pertunjukan yang cukup lama. Namun, tentu saja, mengingat situasinya, ini menjadi sangat, sangat, sangat menarik untuk semua orang," kata Soderlund.

Kembali pada 2015, mantan aktor dan komedian Zelenskyy memerankan Vasiliy Petrovich Goloborodko, seorang guru sekolah menengah yang diangkat menjadi presiden setelah video seorang siswa yang mengecam korupsi pejabat di Ukraina menjadi viral. Karakter Goloborodko mulai menjalankan tugas negara sambil mempertahankan kehidupan normalnya.

Serial ini yang berjudul "Sluha Narodu" dalam bahas Ukraina ini mendapatkan sambutan baik di dalam negeri dengan berjalan selama tiga musim dan sebuah film spin-off. Namun, tontonan ini kembali menjadi sorotan sejak Zelenskyy menjadi wajah bangsa Ukraina karena bertahan dari serangan Rusia.

Salah satu yang membeli hak siar adalah saluran televisi Inggris Channel 4. Stasiun televisi ini berencana untuk menyiarkan sebuah episode per akhir pekan, di samping acara urusan terkini tentang Zelenskyy.

Eccho Rights juga melaporkan kesepakatan dengan MBC di Timur Tengah, ANT 1 Yunani, dan PRO TV di Rumania. Ada pula pembicaraan dengan saluran penyiaran di Bulgaria, Moldova, Estonia, Prancis, Finlandia, dan Georgia.

"Orang-orang terkejut bahwa seorang pelawak bisa menjadi politisi, tapi dia dulu begitu. Keterampilannya dalam menyampaikan pesan yang menarik kepada orang-orang, yang harus dilakukan jika Anda seorang pembawa acara televisi, telah banyak membantunya menjadi seorang politisi," ujar kata Soderlund.

Profil Zelenskyy telah meroket selama invasi saat menjadi pendukung yang tak kenal lelah untuk Ukraina, muncul dengan rekan senegaranya dan di berbagai macam video. Dia menolak tawaran untuk melarikan diri dan malah memohon bantuan kepada banyak pihak sehingga membuatnya menjadi pahlawan bagi banyak orang yang menonton.

Eccho Rights telah menyumbangkan 50.000 Euro ke Palang Merah Ukraina. Menurut Soderlund, sumbangan itu harus mengimbangi uang yang mereka hasilkan dari penjualan pertunjukan. Perusahaan juga telah menghapus acara televisi yang diproduksi Rusia atau warganya dari katalognya.

Soderlund bertemu Zelenskyy pada 2012 ketika mereka mendistribusikan salah satu acara komedi yang berjudul "Crack Them Up". Premis "Servant of the People" langsung menarik baginya.

Zelenskyy menggali humor seorang pria biasa dalam masyarakat korup yang mengendarai sepedanya ke istana presiden. Dia menolak kenaikan gaji dan tinggal di rumah bersama ibunya. "Itu adalah ide yang bagus, dan saya menyukainya," kata Soderlund mengenang masa lalu.

"Servant of the People" memenangkan penghargaan serial terbaik di Teletriumph Awards di Ukraina. Acara itu juga mendapatkan Penghargaan Gold Remi untuk Komedi Televisi di WorldFest 2016 di Houston.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement