'Jadikan Agama sebagai Pedoman Perdamaian dan Anti Kekerasan'

Red: Fernan Rahadi

Agama (ilustrasi)
Agama (ilustrasi) | Foto: matthewmachowski.com

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kecamuk perang dan konflik yang terjadi di berbagai negara hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia tentang mahalnya harga sebuah perdamaian. Sebagai bangsa religius yang menjunjung tinggi nilai agama, sudah sepatutnya agama dijadikan sumber inspirasi menyemai perdamaian, bukan dipolitisir untuk menghalalkan kekerasan.

Dosen Pascasarjana bidang Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam dari Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Surakarta, Amir Mahmud menerangkan bagaimana seharusnya agama berperan menjadi sumber inspirasi bagi perdamaian dan anti terhadap kekerasan ditengah bangsa Indonesia yang beragam.

"Sebagai orang yang beragama, tentunya harus cinta kepada kedamaian dan menjauhkan dari segala macam hal-hal yang bisa mendatangkan kepada pertikaian perpecahan dan sebagainya," ujarnya, Rabu (2/3/2022).

Ia melanjutkan, bahwasanya semua agama yang ada di dunia ini membawa pesan perdamaian dan anti-kekerasan, sehingga sudah semestinya masyakat Indonesia yang beragama dan relijius ini dapat menjadikan agama sebagai pedoman perdamaian.

"Kita semua seluruh umat beragama mengetahui bahwa semua agama yang ada di dunia ini memiliki pesan perdamaian dan anti terhadap kekerasan," kata Amir.

Sebagai orang yang pernah hidup di daerah konflik yaitu di Afghanistan, Amir Mahmud yang juga lulusan Akademi Militer Afghanistan ini membagikan pengalaman berharganya tentang betapa berharganya hidup di tengah bangsa yang damai.

"Begitu sulitnya kita sebagai manusia untuk melakukan komunikasi dan untuk beraktivitas di dalam kehidupan bermasyarakat (di tengah konflik). Selalu ada rasa ketakutan, rasa ketidaknyamanan bahkan permusuhan terhadap satu sama lainnya," kata Direktur Amir Mahmud Center yang bergerak dalam bidang kajian Kontra Narasi dan Idiologi dari paham Radikal Terorisme ini.

Menurutnya, konflik-konflik yang menyeruak di berbagai negara banyak dipicu oleh kepentingan politis dan kurangnya rasa menghargai terhadap perbedaan. Dan kondisi seperti itulah yang seringkali berujung pada kehancuran dan kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat luas.

"Masyarakat kita harus banyak belajar dari berbagai konflik yang ada di berbagai negara. Jangan sampai masyarakat kita ini mudah diadu domba dan dipecah belah oleh kepentingan politis dan juga perbedaan yang dapat menimbulkan konflik," ujar pria lulusan S2 bidang Sosiologi Agama dari Universitas Muhamadiyah Surakarta ini.

Karena di era post-truth dan media sosial saat ini, ia menilai masyarakat ini cenderung sering terlibat kepada perselisihan dan praktik intoleransi yang kerap menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

"Persoalan bangsa kita, mereka ini saling menghujat, saling mengklaim hingga di media massa dan media sosial. Tentunya  ini adalah satu sikap bujur dari kepentingan kelompok lebih utama daripada kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara," jelas peraih Doktoral bidang Studi Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Untuk itu, perlu ada cara efektif untuk menyadarkan masyarakat betapa berbahayanya merawat egoisme demi kepentingan kelompok maupun politis agar tidak mudah terprovokasi maupun diadu domba oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

"Seluruh komponen harus dapat mengontrol dirinya. Jangan mudah terprovokasi ataupun adu domba yang dihembuskan oleh kelompok-kelompok yang tidak suka adanya perdamaian yang ingin menghancurkan bangsa ini," ujarnya.

Terkait


'Agama dan Budaya tak Perlu Dipertentangkan'

Jaga Kamtibmas Bersama, Ditintelkam Polda Metro Silaturahmi dengan Ormas AMBI

Peristiwa Isra Mi'raj, Ini Kata UAH: Peristiwa yang Harus Diimani Oleh Semua Manusia

Jurnalis Mesir Buat Kegaduhan Seusai Ejek Isra Miraj 

Majelis Alimat Indonesia Prihatin Kekerasan Seksual Terus Meningkat

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark