Jumat 04 Mar 2022 17:54 WIB

Tujuh Kelurahan di Kota Malang Perkuat Sanitasi

Dana ini diperuntukkan pembangunan fasilitas sanitasi untuk sekitar 75 KK.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Tujuh kelurahan di Kota Malang akan menerima suntikan dana dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi Bidang Kemiskinan Tahun 2022. Ketujuh kelurahan tersebut antara lain Cemorokandang, Mulyorejo, Sukun, Kebonsari, Kiduldalem, Mergosono, dan Samaan.
Foto: Diskominfo Kota Malang
Tujuh kelurahan di Kota Malang akan menerima suntikan dana dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi Bidang Kemiskinan Tahun 2022. Ketujuh kelurahan tersebut antara lain Cemorokandang, Mulyorejo, Sukun, Kebonsari, Kiduldalem, Mergosono, dan Samaan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tujuh kelurahan di Kota Malang akan menerima suntikan dana dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi Bidang Kemiskinan Tahun 2022. Ketujuh kelurahan tersebut antara lain Cemorokandang, Mulyorejo, Sukun, Kebonsari, Kiduldalem, Mergosono, dan Samaan. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, masing-masing kelurahan akan memperoleh dana berkisar Rp 560 hingga 579 juta. Dana ini diperuntukkan pembangunan fasilitas sanitasi untuk sekitar 75 kepala keluarga (KK).

Baca Juga

Menurut Diah, langkah ini termasuk salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi aman. "Dan tujuannya sebagai salah satu langkah intervensi menunjang pencegahan stunting," kata Diah di Kota Malang, Jumat (4/3/2022).

Diah memastikan, proses sosialisasi program tersebut sudah dilakukan pekan lalu. Saat ini masing-masing lokus sedang mempersiapkan pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM). Kelompok ini nantinya akan bertindak sebagai pelaksana kegiatan di masing-masing tempat.

Sesuai juknis dan juklak dari pusat, KSM yang bertugas melaksanakan program tersebut. Pemerintah melalui dinas hanya bertugas memverifikasi administrasi dan memantau proses. Kemudian konsepnya lebih pada padat karya untuk mendukung pemulihan ekonomi juga.

Model sanitasi yang akan dibangun nantinya menyesuaikan karakteristik lokasi masing-masing. Sebagian akan menggunakan model biofil, sementara lainnya menggunakan skema terpusat seperti instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Diah berharap proses pembangunan ini berjalan tanpa kendala. Kemudian KSM bisa segera terbentuk dan unsurnya benar-benar mewakili penerima manfaat. Administrasi bisa berjalan tertib dan pelaksanaan sesuai ketentuan sehingga antara Agustus dan September bisa dimanfaatkan masyarakat.

Pada kesempatan lain,  Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan, sanitasi memang menjadi salah satu strategi kunci di tingkat nasional maupun daerah demi mendukung percepatan pengentasan stunting. Saat ini, kata Sutiaji, angka stunting di Kota Malang terus menurun. Dia memastikan akan semakin dikuatkan di semua area intervensi, baik pada aspek gizi maupun sensitif termasuk air bersih dan sanitasi.

Pria berkacamata ini optimis berbagai langkah termasuk optimalisasi dana DAK akan memicu akselerasi pencapaian target agenda stunting di Kota Malang. Tercatat angka stunting berhasil diturunkan dari 14,53 persen pada 2020 menjadi 9,1 persen pada tahun berikutnya. “Sementara dari data Dinas PUPRPKP cakupan akses sanitasi layak Kota Malang tahun 2021 sebesar 84,98 persen,” kata dia menambahkan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement