REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digital sekarang ini banyak berita-berita hoaks ataupaun berita yang bisa menimbulkan permusuhan. Karena itu, para remaja masjid didorong untuk ikut berperan menyampaikan berita-berita yang positif dengan menggagas Gerakan Satu Masjid Satu Konten.
Gagasan ini dikemukakan dalam acara Dialog Eksklusif Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan yang diselenggarakan atas kerjasama Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) dan Republika di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, Jumat (4/3/2022). Dialog rutin ini mengangkat tema "Peran Komunikasi dan Media un6tuk Kemajuan Islam”.
Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Arief Rosyid Hasan menjelaskan, tema ini diangkat karena pihaknya merasa resah dengan banyaknya berita-berita hoaks dan cenderung mengadu domba. Karena itu, Arief berharap ke depan 800 ribu-an masjid di Indonesia bisa menjadi cabang dari kantor berita Republika, sebagai media representatif dari umat Islam.
“Mungkin ke depan masjid sebagai pusat kantor berita. Republika yang dengan remaja-remaja masjid bisa jadi kontributornya,” ujar Arief.
Menurut Arief, kualitas keberagamaan umat Islam di Indonesia harus terus ditingkatkan. Karena, kata dia, harus diakui bahwa di tengah banjirnya informasi, umat Islam masih banyak yang mendapatkan informasi dari media-media yang kurang kredibel.
“Ini sebenarnya yang menginspirasi kami juga untuk memulai mewacanakan bagaimana masjid-masjid itu harus jadi kantor berita. Kalau bisa gerakannya nanti Satu Masjid Satu Konten. Itu mungkin ke depan yang kita bayangkan,” ucap Arief.
Dia menambahkan, dakwah bil kalam atau bedakwah lewat tulisan menjadi salah satu yang harus diperjuangkan juga oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI). Sebagai pengurus DMI, Arief pun berencana untuk melakukan kerjasama dengan Republika agar bisa melatih para remaja masjid.
“Berdakwah dengan menulis itu salah satu yang saya kira kita bisa perjuangkan ke depan dalam agenda-agenda kita. Mungkin bayangan saya, kita bisa buat nanti DMI sign MoU bagaimana Gerakan Satu Masjid Satu Konten, kemudian pelatihan-pelatihan kita buat,” kata Arief.