REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Manajemen PT Palapa Timur Telematika (PTT) mengakui belum dapat memastikan kondisi karyawan yang diinformasikan mendapat gangguan keamanan di tower B3 yang berlokasi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Manajer NOC PT. PTT Pramudya DW dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA, Jumat (4/3) di Jayapura, menyatakan, Rabu (2/3) perusahaan mengirimkan logistik menggunakan helikopter ke lokasi tower B3, namun tidak ditemukan karyawan sehingga ditindaklanjuti dengan penelaahan rekaman kamera pemantau.
"Hasil penelaahan pada rekaman kamera pemantau mengindikasikan terdapat aktivitas dari orang tidak dikenal yang dugaan sementara adanya potensi gangguan keamanan, sehingga perusahaan mengontak para karyawan baik dari perusahaan, kontraktor dan masyarakat lokal yang menjadi pemandu namun ditemukan kendala," ujarnya.
Kemudian upaya dilanjutkan pada Kamis (3/3) dan perusahaan memutuskan mengirim helikopter ke lokasi tower demi mendapatkan informasi situasi lapangan. "Tapi terkendala cuaca yang buruk," kata Pramudya seraya mengaku hingga kini belum dapat meninjau langsung ke lokasi tower akibat terkendala akses dan cuaca.
"PT.PTT belum dapat memberikan konfirmasi terkait informasi yang beredar di sejumlah media massa atas korban jiwa dan luka-luka maupun kondisi fisik tower B3," jelas Pramudya.
Lokasi tower B3 diketahui berada di ketinggian di atas 3.000 mdpl dan hanya dapat ditempuh menggunakan helikopter dan cuaca saat ini menghambat proses identifikasi tim menuju lokasi tower. Perusahaan, jelas Pramudya, mengupayakan yang terbaik demi memastikan keselamatan para karyawannya dan masyarakat lokal pemandu serta keamanan dari lokasi melalui permintaan bantuan dan pendampingan aparat keamanan (TNI dan Polri) dan Pemerintah Pusat serta Pemerintah Daerah.
"Hal itu untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap seluruh site dari proyek Palapa Ring Timur yang merupakan proyek strategis nasional infrastruktur prioritas, khususnya dalam kejadian ini meminta bantuan evakuasi dari aparat keamanan terhadap kesembilan orang," ungkap Pramudya.
Sebelumnya Kapendam XVII Cendrawasih Kol Inf Aqsha Erlangga mengakui adanya laporan penyerangan dan pembunuhan terhadap delapan orang karyawan PT. PTT dan kontraktor serta warga lokal yang sedang memperbaiki BTS 3 sekitar 15 KM dari Beoga, Kabupaten Puncak.
Penyerangan yang dilakukan KSB terjadi Rabu (2/3) hingga menewaskan delapan dari sembilan orang yang berada di camp sedangkan seorang karyawan yakni NS selamat karena tidak berada ditempat saat penyerangan terjadi.
NS saat kembali ke kamp melihat rekan-rekannya sudah meninggal, sehingga langsung naik ke CCTV Tower BTS 3 untuk meminta bantuan terkait insiden yang terjadi, kata Kol Inf Aqsha Erlangga.Delapan orang yang dilaporkan meninggal dalam insiden tersebut yakni Billy, Renal, Bona, Bebi Tabuni, Jamal, Eko, Syahril, dan Pak De.