Pendangkalan Sungai Sebabkan Banjir di Tanggulangin
Red: Yusuf Assidiq
Pengendara melintas di jalan yang tergenang air di kawasan Gempolsari, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (4/3/2022). Curah hujan tinggi dan daya tampung sungai yang belum maksimal serta drainase yang buruk mengakibatkan air menggenangi ruas jalan dan pemukiman warga. | Foto: Antara/Umarul Faruq
REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyebut salah satu penyebab terjadinya banjir di Desa Kedung Banteng dan Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, karena pendangkalan sungai.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan selain pendangkalan sungai, banjir tersebut juga disebabkan lokasi desa yang berada di area cekungan. "Kondisi ini juga didukung dengan banyaknya sampah di sepanjang aliran sungai yang melintas di wilayah tersebut," ujarnya di Sidoarjo, Jumat (4/3/2022).
Desa Kedung Banteng dan Kalidawir di Kecamatan Tanggulangin setiap tahun menjadi langganan banjir dengan ketinggian antara 30-50 sentimeter.
"Selain karena curah hujan tinggi, kedua desa rawan banjir ini berada di area cekungan, kondisi ini diperparah dengan pendangkalan sungai karena banyaknya sampah," ujarnya.
Selain banjir, kata dia, warga sekitar sungai juga mengeluhkan aroma yang tidak sedap yang ditimbulkan dari sampah yang menumpuk.
Dalam kesempatan ini, Subandi mengingatkan untuk meningkatkan gotong royong seluruh lapisan masyarakat dalam mengurus desa.
"Ya, terkait sampah tadi kita sudah ada komunikasi dengan perangkat desa, minimal rasa gotong royong ini harus kami tingkatkan lagi, jangan kita lelah untuk mengurus desa masing-masing, terutama terkait sampah yang ada di sungai," ujarnya.
Wabup Subandi mengimbau supaya masyarakat menjaga kebersihan dengan tidak lagi membuang sampah di sungai.
Dalam perbincangan dengan warga, Subandi juga mengingatkan bahwa menjaga kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa sampai RT atau RW.
"Tugas ini tidak hanya camat dan kepala desa saja, namun tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Kalau masyarakat tidak ikut peduli, sampai kapanpun tidak akan selesai permasalahan ini," kata Subandi.
Wabup mengharapkan kerja sama dari para kepala desa dalam persoalan sampah. Ke depan, dia juga akan mengumpulkan para kepala desa yang wilayahnya terdapat aliran sungai, untuk membangun jaring di tiap-tiap aliran sungai guna menyaring sampah yang ada di sungai.
"Setelah itu teman-teman kepala desa harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan (persoalan) sungainya masing-masing," ujarnya.
Ia juga menanggapi adanya jembatan milik warga yang dinilai mengganggu aliran sungai.
“Kami sudah koordinasi dengan pak camat dan pak lurah, mari sosialisasikan kepada warga. Kalau ada jembatan yang mengganggu aliran sungai, minimal ada sosialisasi, kita musyawarah dengan warga yang bersangkutan," jelas dia.