REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Ashton Kutcher menyebut media Rusia "berbohong" saat negara itu terus menginvasi Ukraina. Kutcher terus menunjukkan dukungannya untuk Ukraina di media sosial. Istrinya, Mila Kunis, lahir di negara itu dan tinggal di sana sampai runtuhnya Uni Soviet.
"Jika Anda mengenal seseorang dari Rusia hubungi mereka dan beri tahu mereka bahwa media mereka berbohong kepada mereka. Ukraina tidak ingin berperang, mereka hanya tidak ingin pemerintahan (Presiden Rusia) Putin dan tidak ingin diduduki,” tulis Kutcher di Twitter dilansir Fox News, Jumat (4/3/2022).
Kutcher juga membagikan pesan tersebut dalam bahasa Ukraina. Sebelumnya, aktor serial “That 70s Show" itu berbagi dukungannya untuk Ukraina dengan menuliskannya di Twitter. "Saya mendukung Ukraina,” tulis aktor kelahiran 7 Februari 1978 itu.
Selain itu, Kutcher juga memberi tahu berita bahwa Airbnb bekerja untuk menampung pengungsi dari Ukraina secara gratis di Twitter. "Airbnb dan Airbnb.org bekerja sama dengan Hosts kami untuk menampung hingga 100 ribu pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina, secara gratis," tulis CEO Airbnb Brian Chesky.
Dia mengajak orang-orang bersedia memberi bantuan kepada para pengungsi dari Ukraina. “Kami membutuhkan bantuan memenuhi tujuan ini. Kebutuhan terbesar yang kami miliki adalah lebih banyak orang dapat menawarkan rumah mereka di negara-negara terdekat, termasuk Polandia, Jerman, Hongaria, dan Rumania,” tulis Chesky.
Kunis membuka tentang berimigrasi ke Amerika Serikat dalam sebuah wawancara dengan Los Angeles Times pada 2008. "Itu sangat komunis, dan orang tua saya ingin saudara laki-laki saya dan saya memiliki masa depan, jadi mereka meninggalkan semuanya," kata Kunis kepada outlet tersebut.
Kunis mengatakan keluarganya datang dengan uang 250 dolar AS (sekitar Rp 3,5 juta). Aktris Black Swan itu mengatakan dia cukup cepat dan baik menyesuaikan diri. Namun, Kunis mengaku kesulitan mencari cara untuk menyesuaikan diri saat duduk di bangku kelas II SD.
"Saya menangis setiap hari. Saya tidak mengerti orang-orangnya. Saya tidak mengerti bahasanya,” ujar Kunis.
Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan itu sebagai operasi militer khusus. Pasukan Rusia meningkatkan serangan mereka di daerah perkotaan yang padat, dengan membombardir alun-alun di kota terbesar kedua di Ukraina dan menara TV utama Kyiv.