REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI — Pengungsi yang mencoba melarikan diri dari konflik Ukraina-Rusia menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan perdagangan manusia. Para pelaku kejahatan akan menunggu di perbatasan negara tetangga dengan modus untuk membantu menyelamatkan mereka.
Dilansir Gulf Today pada Sabtu (5/3/2022), seorang pengungsi yang mencoba melarikan diri dari konflik di Ukraina mengatakan, mereka telah menjadi sasaran kejahatan perdagangan manusia. Pelaku akan menawarkan transportasi melintasi perbatasan dengan harga yang terlalu tinggi.
Pelajar yang terdampar di timur laut negara itu mengatakan bahwa mereka ditawari perjalanan yang aman ke Polandia oleh penyelundup. Mereka akan dimintai imbalan sebesar 500 dolar AS (Rp 7,1 juta), harga yang tidak mampu mereka bayar.
Dalam kasus lain, para pengungsi mengatakan, mereka juga menyaksikan sukarelawan yang tampak berkolusi dengan pejabat imigrasi Ukraina. Komplotan itu memprioritaskan masuknya pengungsi yang bersedia membayar biaya untuk melarikan diri dari negara itu di titik-titik perbatasan.