Sabtu 05 Mar 2022 19:47 WIB

Inggris Percepat Sanksi pada Rusia

Inggris telah dikritik karena tidak bergerak cepat memberikan sanksi pada individu.

Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Foto: AP/Tolga Akmen/AFP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan bergerak lebih cepat untuk memberikan sanksi kepada pengusaha Rusia. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan keputusan ini dilakukan sebagai konsekuensi atas penyerangan Rusia ke Ukraina.

Namun, Inggris tak memberikan sanksi kepada Roman Abramovich, pengusaha Rusia paling terkenal di Inggris karena kepemilikannya di Chelsea Football Club. Terkait hal itu, Johnson mengatakan pemerintah harus bergerak dengan hati-hati.

Baca Juga

"Tak satu pun dari kami ingin tinggal di mana negara dapat mengambil rumah Anda tanpa beban pembuktian dan proses hukum," katanya dalam wawancara.

Inggris telah dikritik karena tidak bergerak cepat memberikan sanksi terhadap individu seperti Uni Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat. Johnson mengatakan amandemen undang-undang kejahatan ekonomi Inggris yang akan dipresentasikan ke parlemen pada Senin (7/3/2022) akan membantu pemerintah bertindak lebih cepat.

Inggris menjatuhkan sanksi kepada dua orang Rusia: industrialis Alisher Usmanov dan mantan wakil perdana menteri Igor Shuvalov.

Abramovich pada Rabu mengatakan dia akan menjual sahamnya di Chelsea dan berjanji akan menyumbangkan sebagian hasil penjualan untuk membantu korban perang di Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement