Aturan Prokes di Arab Saudi Mulai Longgar
Rep: Ali Yusuf/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah calon jamaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jamaah akibat pandemi Covid-19. Republika/Putra M. Akbar | Foto: Republika/Putra M. Akbar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Aturan Covid-19 di Makkah dan Madinah sudah mulai longgar. Jamaah sudah tidak perlu lagi mengikuti protokol kesehatan secara ketat sebagaimana awal pembukaan umrah.
"Penggunaan masker tidak begitu ketat," kata Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (Ampuh), Tri Winarto, saat dihubungi Republika, Selasa(5/3).
Tri mencontohkan, jika kebetulan ada jamaah lupa memakai masker ketika masuk masjid Makkah dan Madinah, petugas tidak memberi sanksi, tetapi hanya mengingatkan. Keadaan ini berbeda dengan awal-awal pembukaan umroh.
"Namanya manusia kadang lupa dia hanya ditegur dan diingatkan. Ayo maskernya dipakai kira-kira seperti itu, tetapi overall secara keseluruhan memang membaik," katanya.
Bahkan, kata dia, sudah banyak pihak yang memprediksi jika di Makkah dan Madinah ke depannya tidak ada lagi karantina. Artinya Arab Saudi tidak menganggap kasus Covid-19 ini wabah yang membahayakan seperti sebelumnya.
"Dan banyak yang mengatakan bahwa di Makkah dan Madinah sebentar lagi mungkin akan dibebaskan karantinanya," katanya.
Tri mengatakan, kondisi umrah di masa pandemi di Makkah maupun Madinah sudah longgar. Keadaan ini menjadi kabar baik bagi jamaah haji.
"Jadi betul ada karantina yang diwajibkan oleh Saudi selama 4 malam 5 hari, tetapi pada praktiknya kegiatan itu sudah sangat longgar. khusus untuk jamaah umroh," katanya.
Tri mengatakan, bahwa dia pernah memberikan testimoni sejak awal keberangkatan di awal Januari tanggal 8 sampai sekarang kondisinya berbeda. Saat Makkah dan Madinah tidak ketat ketika awal-awal umrah dibuka.
"Jadi memang saya membandingkan dulu ketika saya datang di new normal pertama di bulan November 2020, sekarang sudah sangat luar biasa longgar. Jadi sudah tidak ada pembatasan," katanya.
Hanya saja secara administrasi untuk masjid Nabawi masuk itu memang masih menggunakan gelang. Akan tetapi banyak sekali yang tanpa menggunakan gelang sudah bisa masuk.
"Jadi sudah longgar bisa masuk ke masjid. Masker juga tidak begitu ketat memang disarankan untuk pakai masker," katanya.
Tri menceritakan, di Masjid Nabawi memang ada pembatasan untuk shaf-shaf wanita. Akan tetapi, meski dibatasi jamaah wanita terlihat semakin desak-desakan.
"Pembatasan itu tidak ada artinya walaupun ada tetapi mereka masih tetap rapat," katanya.
Tri mencontohkan, khususnya tempat jamaah wanita di Masjidil Haram sudah sangat longgar prokesnya. Hal itu terlihat di lantai dua dan tiga Masjidil Haram.
"Hanya memang untuk shalat dan umrah masih dibedakan untuk salat hanya boleh di lantai dua, tiga dan seterusnya ke atas," katanya.