Ahad 06 Mar 2022 06:02 WIB

Lebih dari 6.000 Orang Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan Korsel

Kebakaran menghancurkan setidaknya 159 rumah dan 57 bangunan lainnya.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Muhammad Fakhruddin
Lebih dari 6.000 Orang Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan Korsel (ilustrasi).
Foto: AP/Rodrigo Abd
Lebih dari 6.000 Orang Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan Korsel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Lebih dari 6.000 orang dievakuasi dari tempat tinggal mereka ketika petugas pemadam kebakaran berjuang melawan api yang melahap hutan di pesisir timur Korea Selatan (Korsel) hingga Sabtu (5/3/2022). Pihak berwenang mengatakan, kebakaran telah dimulai di Uljin, Gyeongsangbuk-do dan menyebar ke Samcheok, Gangwon-do Korea Selatan pada Jumat (4/3/2022) waktu setempat.

Api membakar sekitar 8.571 hektare hutan di Uljin, sekitar 330 kilometer tenggara Seoul, kemudian menjalar ke kota tetangganya Samcheok pada pukul 13.00 waktu setempat. Luas total kebakaran hutan lebih dari dua kali lipat ukuran hutan yang dilaporkan telah terpengaruh pada hari sebelumnya.

Baca Juga

Kebakaran dimulai pada Jumat pagi di sebuah jalan dekat gunung di Uljin dan menyebar ke utara ke Samcheok pada sore hari. Menurut Dinas Kehutanan Korea (KFS) kebakaran didorong oleh angin kencang dan cuaca kering.

Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat mencatat, kebakaran menghancurkan setidaknya 159 rumah dan 57 bangunan lainnya hingga Sabtu (5/3). Tidak ada korban jiwa maupun luka yang dilaporkan.

Sekitar 6.000 orang meninggalkan rumah mereka saat api menyebar, meskipun semua kecuali 673 telah kembali pada Sabtu pagi. Kobaran api juga mengancam pembangkit listrik tenaga nuklir, kompleks produksi gas alam cair (LNG) terbesar di negara itu, dan jalur transmisi listrik di daerah itu. Namun petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api sebelum mencapai fasilitas tersebut.

Ketika api mulai menyebar ke selatan menuju desa-desa di Uljin mengikuti perubahan arah angin, beberapa penduduk desa terpaksa mengungsi ke tempat yang aman. Sekurangnya 7.002 petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api dengan 65 helikopter dan 513 truk pemadam kebakaran yang dikerahkan.

Pihaknya memfokuskan upaya mereka untuk memblokir penyebaran api ke selatan dan melindungi fasilitas nuklir, gas dan listrik. Petugas pemadam kebakaran juga sempat mengalami kesulitan memadamkan api dengan helikopter karena angin kencang dengan kecepatan 27 mps dan kabut asap tebal akibat kebakaran hutan.

"Karena daerah yang terkena dampak sangat besar, tujuan kami pagi ini adalah untuk memadamkan api yang bergerak ke selatan," kata  kepala KFS, Choi Byeong-am seperti dilansir laman Yonhap, Sabtu. "Kami bertujuan untuk mengendalikan semua api saat matahari terbenam," tambahnya.

Kebakaran hutan juga terjadi di dua daerah lain di Provinsi Gangwon, Gangneung dan Yeongwol pada siang hari Sabtu. Insiden ini mengganggu lalu lintas di jalan raya dan rel kereta api di sepanjang pantai.

Salah satu kebakaran dimulai di Gangneung di pantai timur sekitar pukul 01.00 pagi dan sekarang menyebar dengan cepat ke selatan ke Donghae, yang menyebabkan ratusan orang dievakuasi. Presiden Moon Jae-in kemudian menginstruksikan para pejabat untuk mempertimbangkan menetapkan daerah yang dilanda kebakaran hutan sebagai zona bencana khusus yang memenuhi syarat.

Hal ini untuk dukungan keuangan pemerintah dalam pekerjaan pemulihan, dan dana bantuan untuk para korban serta manfaat lainnya. Presiden juga menyerukan upaya kuat untuk segera memadamkan api, memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia, dan mencegahnya menyala kembali atau menyebar ke daerah lain.

 

sumber: https://en.yna.co.kr/view/AEN20220305003251315

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement