Ahad 06 Mar 2022 08:15 WIB

Pilu Penduduk Ukraina, tidak Takut Perang Hingga Banjir Air Mata

Banyak penduduk Ukraina yang mengungsi terdampak invasi Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nora Azizah
Pengungsi yang melarikan diri dari konflik dari negara tetangga Ukraina keluar dari tenda di perbatasan Rumania-Ukraina, di Siret, Rumania.
Foto: AP/Andreea Alexandru
Pengungsi yang melarikan diri dari konflik dari negara tetangga Ukraina keluar dari tenda di perbatasan Rumania-Ukraina, di Siret, Rumania.

REPUBLIKA.CO.ID, KHOTYANIVKA --  Yulia Yanchar berharap ia dan keluarganya dapat kembali pulang ke rumah baru mereka yang terpaksa mereka tinggalkan karena perang. Desa tempatnya tinggal terletak di sebelah utara Ibukota Kiev.

"Kami menyewa flat selama 10 tahun demi membangun rumah kami, dan kini, akhirnya, kami dapat pindah, dan kami sangat senang dengan setiap foto yang kami pasang di dinding," kata Yanchar yang bekerja sebagai direktur humas yayasan amal, Sabtu (5/3), dilansir reuters.

Baca Juga

"Dan kini kami harus meninggalkan semuanya dan pergi karena bom dapat jatuh di sana, karena tank-tank melalui jalanan kami," tambahnya

Yanchar mengatakan beberapa hari yang lalu invasi Rusia ke Ukraina terus merangsek maju. Sebuah rudal meledak di atas desa yang terletak di dekat Sungai Dnieper dan pecahannya menghantam sebuah rumah yang cukup jauh dari lokasi ledakan.

"Itu membuat semua orang takut," ujarnya.

Eva, putri Yanchar yang berusia enam tahun fokus untuk hidup normal. "Kami tidak takut bertempur, kami tidak bersembunyi, kami tidak akan takut pada bom, kami tidak takut pada apa pun," kata Eva dalam rekaman video yang diunggah di media sosial.

Namun pada akhirnya Yanchar memutuskan terlalu beresiko bagi keluarganya untuk bertahan.

"Kami terus menerus memantau semua berita, saya sudah kehabisan air mata karena menangis, saya sangat berharap kami dapat bertahan, karena kami memiliki orang-orang luar biasa, kami memiliki orang-orang yang sudah menjatuhkan tank dengan tangan mereka," katanya.

Yanchar yakin suatu hari ia akan pulang ke Khotyanivka.  

"Saya yakin kami tidak akan kehilangan negara kami, dan saya yakin kami akan tinggal di negara kami, dan saya yakin kami akan baik-baik saja dan saya akan menanam pohon-pohon cemara di rumah yang telah saya impikan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement