REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenapa tingkat vaksinasi Covid-19 masih rendah di beberapa negara? Pasokan terbatas tetap menjadi masalah. Namun, para ahli mengatakan, tantangan lain sekarang, termasuk pengiriman yang tidak dapat diprediksi, sistem perawatan kesehatan yang lemah, dan keraguan terhadap vaksin.
Sebagian besar negara dengan tingkat vaksinasi rendah berada di Afrika. Pada akhir Februari, menurut seorang petugas untuk kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Afrika, Phionah Atuhebwe sebanyak 13 negara di Afrika memvaksinasi kurang dari 5 persen dari populasi mereka. Negara-negara lain dengan tingkat vaksinasi yang sangat rendah, termasuk Yaman, Suriah, Haiti, dan Papua Nugini.
Pada tahun lalu, negara-negara berkembang diganggu oleh kurangnya pasokan vaksin. Negara-negara kaya menimbun dosis dan banyak negara tidak memiliki fasilitas untuk membuat vaksin mereka sendiri. Covax, sebuah inisiatif untuk mendistribusikan vaksin secara merata di seluruh dunia, tersendat dalam memberikan vaksinasi.
Banyak negara kaya telah merencanakan untuk menyumbangkan dosis begitu populasi mereka sendiri divaksinasi, tetapi munculnya varian delta dan omicron mendorong kampanye booster yang semakin menunda rencana tersebut. Pembuat vaksin sebagian besar menolak untuk membagikan formula atau teknologi mereka, yang selanjutnya membatasi produksi.
Kemunduran lain untuk vaksinasi juga muncul. "Masalah utama di antara negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah adalah infrastruktur yang buruk untuk mendistribusikan vaksinasi,” kata Direktur Inisiatif Kesehatan Global di Universitas Maryland, Dina Borzekowski, dilansir Fox News, Ahad (6/3/2022).
Dia menjelaskan tim kesehatan mengalami kesulitan mempraktikkan pemberian vaksin kepada populasi yang biasanya hidup tanpa sistem sanitasi yang dikelola dengan aman atau listrik yang andal. Perwakilan dari Doctors Without Borders, Sinhye Ha menjelaskan vaksin yang disumbangkan juga terkadang dikirimkan mendekati tanggal kedaluwarsa, sehingga petugas kesehatan hanya memiliki sedikit waktu untuk mendistribusikannya.
Beberapa negara juga kekurangan bahan seperti jarum suntik untuk menyuntikkan vaksin atau cara menjaga vaksin pada suhu yang tepat. Atuhebwe mengatakan keragu-raguan vaksin yang dipicu oleh informasi salah dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah juga berkontribusi pada rendahnya penggunaan vaksin di beberapa negara.