REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kajian Isra Miraj Laznas LMI terasa istimewa setelah dihadiri komunitas muslim dari Rumaisha Sabiila-Jerman, Dundeeindosoc dan Kibar. Edinburgh- Inggris dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kolej Universiti Islam-Malaysia. Komunitas ini kebanyakan pegiatnya berasal dari Indonesia yang kini menjadi mahasiswa/bekerja di negara-negara tersebut.
"Alhamdulillah ini merupakan pertamakali Laznas LMI menggandeng komunitas internasional dalam acaranya. Kami berharap, sesuai dengan visi-misi Laznas LMI 2022 untuk melebarkan jejaring di luar negeri," ujar Prof Raditya Sukmana selaku Ketua Dewan Pengawas Laznas LMI saat sambutan dalam acara yang digelar via zoom, Sabtu (5/3/2022).
Dalam kajian yang mengundang Imam Shamsi Ali selaku Imam/Director Jamaica Muslim Center, New York, USA ini, Laznas LMI berharap bisa memantik agar komunitas/organisasi internasional bisa lebih mengenal Laznas LMI.
"Kita tahu kiprah Imam Shamsi Ali, saat menjadi pelopor dialog umat Islam di dunia barat, bahwa Islam ini rahmatanlilalamin, dan bisa diterima seluruhnya, sebagai lembaga filantropi, tentu menjadi hal menarik untuk berkolaborasi dalam hal kemanusiaan," tambahnya.
Saat mengisi kajian yang menggangkat tema "Perjalanan Menuju Kemuliaan", Imam Shamsi Ali banyak menceritakan terkait perjalanan Rasulullah saat menerima syariat Salat sebagai kewajiban umat Islam.
"Perjalanan Rasulullah bukan sekadar dimaknai sebagai perjalanan menerima syariat, lebih jauh dari, itu merupakan perjalanan suci, sebagai umat Islam kita dituntut untuk memiliki keberpihakan kepada masjidil Aqso, kepada saudara muslim dimanapun berada, khususnya Palestina," katanya, menjelaskan
"Hari ini umat Islam diseluruh dunia perlu menjadi satu kesatuan, menjalin ukhuwah Islamiyah, sudah saatnya menjadi bangsa terdepan untuk memberi kemaslahatan, katanya.
Dalam agenda tersebut, terdapat 25 komunitas dan organisasi yang bergabung, baik dalam negeri maupun luar negeri. Acara ini sendiri meupakan acara pembuka dari serangkaian acara Ramadan Laznas LMI 1443 H.