Senin 07 Mar 2022 00:13 WIB

Paramedis Ukraina yang Gugur Dikenang Atas Keberaniannya

Ia gugur tertembak dalam perjalanan menuju orang-orang yang terluka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang milisi membawa peti mati dengan tubuh Volodymyr Nezhenets, 54, selama pemakamannya di kota Kyiv, Ukraina, Jumat, 4 Maret 2022. Sekelompok kecil pasukan cadangan menguburkan rekan mereka, Volodymyr Nezhenets, 54 tahun, yang merupakan satu dari tiga orang yang tewas pada 26 Februari dalam penyergapan. Ilustrasi. Paramedis Ukraina yang Gugur Dikenang Atas Keberaniannya
Foto: AP Photo/Emilio Morenatti
Orang-orang milisi membawa peti mati dengan tubuh Volodymyr Nezhenets, 54, selama pemakamannya di kota Kyiv, Ukraina, Jumat, 4 Maret 2022. Sekelompok kecil pasukan cadangan menguburkan rekan mereka, Volodymyr Nezhenets, 54 tahun, yang merupakan satu dari tiga orang yang tewas pada 26 Februari dalam penyergapan. Ilustrasi. Paramedis Ukraina yang Gugur Dikenang Atas Keberaniannya

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Paramedis Ukraina Valentyna Pushych dimakamkan di Ibukota Kiev pada Sabtu (5/3/2022). Ia gugur tertembak dalam perjalanan menuju orang-orang yang terluka dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Pushych dipanggil orang-orang terdekatnya sebagai Romashka atau dalam bahasa Inggrisnya "Daisy." Teman-temannya menggambarkannya sebagai pemberani yang tidak pernah takut untuk menerjang peluru.

Baca Juga

Salah satu temannya Nataliia Voronkova mengatakan Pushych selalu berlari ke tempat-tempat yang paling berbahaya untuk menyelamatkan korban luka. Pushych pernah bekerja dengan gaji tinggi di perusahaan logistik dan transportasi.

Namun pada 2016 ia bergabung dengan angkatan darat sebagai paramedis dalam merespons konflik separatis di Ukraina Timur. Beberapa perempuan termasuk yang memakai jaket kamuflase menangis di samping petinya saat pemakaman. Foto Pushych dipasang di dekat nisannya.

Setangkai mawar merah di letak di atas jenazah Pushych. Usai proses pemakaman selesai, tanah makamnya ditutupi dengan bendera Ukraina.

Sementara itu laki-laki Ukraina mengantre untuk bergabung dengan tentara Ukraina. Pemerintah Ukraina melarang laki-laki berusia 18 hingga 60 tahun meninggalkan negara itu agar mereka dapat mengikuti wajib militer bila dibutuhkan.

"Kami tahu mengapa kami di sini, kami tahu mengapa kami membela negeri kami, dan orang-orang kami yang berada di sana dan bertempur melawan pasukan Rusia, kami tahu apa yang kami lakukan dan kami akan menang," salah satu pria yang berada di dalam antrian Volodymyr Onysko pada stasiun televisi Sky News. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement