Senin 07 Mar 2022 08:04 WIB

Presiden Ukraina Serukan Warga Rusia Demo Tolak Perang

Zelensky menyerukan warga Rusia untuk turun ke jalan dan memprotes invasi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Demonstran Ukraina memegang tanda, bendera, dan papan poster saat mereka memprotes invasi Ukraina oleh Rusia, Sabtu, 26 Februari 2022, di Atlanta.
Foto: AP/Mike Stewart
Demonstran Ukraina memegang tanda, bendera, dan papan poster saat mereka memprotes invasi Ukraina oleh Rusia, Sabtu, 26 Februari 2022, di Atlanta.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan warga Rusia untuk turun ke jalan dan memprotes aksi agresi Moskow ke Ukraina. Menurutnya, demomstrasi semacam itu adalah bentuk perjuangan untuk Rusia.

“Warga Rusia! Bagi Anda, ini adalah perjuangan tidak hanya untuk perdamaian di Ukraina! Ini adalah perjuangan untuk negara Anda,” kata Zelensky dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Ahad (6/3/2022).

Baca Juga

Dia pun mengisyaratkan tentang potensi dampak besar yang ditimbulkan sanksi ekonomi berlapis oleh Barat terhadap Rusia. “Jika Anda (warga Rusia) diam sekarang, hanya kemiskinan Anda yang akan berbicara untuk Anda nanti. Dan hanya represi yang akan menjawab,” ujar Zelensky.

Ia menekankan, seperti rakyat Ukraina, warga Rusia kini menghadapi pilihan antara hidup dan perbudakan. Pada Ahad, ribuan warga yang tersebar di berbagai wilayah di Rusia menggelar aksi protes untuk menentang agresi Moskow terhadap Ukraina. Mereka turut melayangkan kritik tajam pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sedikitnya 559 warga Rusia yang berpartisipasi dalam demonstrasi ditangkap aparat keamanan. Namun ada pula data yang menyebut bahwa aparat menangkap dan menahan lebih dari 2.000 demonstran. Rusia memulai serangannya ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Fasilitas dan situs militer menjadi target utama Moskow.

Menurut Zelensky pasukan Rusia berhasil menguasai kota Kherson dan mengepung pelabuhan Mariupol. Saat ini pasukan Rusia siap meluncurkan serangan ke Odessa, sebuah kota pelabuhan bersejarah di pantai Laut Hitam.

Serangan Ke Ukraina merupakan buntut dari “diabaikannya” tuntutan jaminan keamanan Rusia kepada Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Moskow meminta NATO agar tak membuka pintu bagi keanggotaan Ukraina di aliansi tersebut.

Menurut Putin, jika Kiev bergabung dengan NATO, ada kemungkinan mereka akan berusaha merebut kembali Krimea. Rusia diketahui menganeksasi Krimea pada 2014. Putin menilai, jika Ukraina mengambil langkah semacam itu, Rusia berarti harus berhadapan langsung dengan NATO. Dengan demikian, perang tak terhindarkan.

Putin mengakui, secara postur militer, Rusia kalah jika dibandingkan NATO. Namun dia pun mengingatkan bahwa Rusia adalah salah satu kekuatan nuklir dunia. Dalam pandangan Putin, tidak akan ada pemenang jika Rusia berperang dengan NATO.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement