Senin 07 Mar 2022 11:46 WIB

Elon Musk: Ini Saatnya Naikkan Produksi Minyak

Sekarang saatnya produsen minyak tingkatkan produksi untuk atasi kurangnya pasokan

Elon Musk, mengingatkan bahwa sekarang saatnya para produsen minyak meningkatkan produksinya untuk mengatasi kurangnya pasokan akibat invasi Rusia ke Ukrania.
Foto: space.com
Elon Musk, mengingatkan bahwa sekarang saatnya para produsen minyak meningkatkan produksinya untuk mengatasi kurangnya pasokan akibat invasi Rusia ke Ukrania.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO perusahaan mobil listrik Tesla Elon Musk mengingatkan bahwa sekarang saatnya para produsen minyak meningkatkan produksi untuk mengatasi kurangnya pasokan akibat invasi Rusia ke Ukrania.

"Benci untuk mengatakannya, tetapi kita perlu segera meningkatkan produksi minyak dan gas. Saat yang luar biasa menuntut tindakan yang luar biasa," kata Musk melalui cuitannya di Twitter, dikutip Senin (7/3).

Baca Juga

Musk mengatakan, kondisi akibat konflik Rusia-Ukraina jelas berdampak buruk bagi Tesla, tetapi solusi energi berkelanjutan tidak dapat bereaksi instan untuk menutupi ekspor minyak dan gas Rusia yang terhenti. Elon Musk juga mengatakan bahwa Eropa harus memulai kembali pembangkit listrik tenaga nuklir yang tidak aktif dan meningkatkan output daya yang sudah ada.

"Ini penting bagi keamanan nasional dan internasional," kata Musk menggarisbawahi rentannya krisis energi akibat konflik antarnegara.

Menurut Musk, alasan bahwa nuklir berisiko tinggi adalah keliru. "Bagi mereka yang (secara keliru) menganggap ini sebagai risiko radiasi, pilih lokasi yang menurut Anda paling buruk. Saya akan bepergian ke sana dan makan makanan lokal (dan muncul) di TV."

"Saya melakukan ini di Jepang bertahun-tahun yang lalu, tak lama setelah Fukushima. Risiko radiasi jauh, jauh lebih rendah daripada yang diyakini kebanyakan orang," katanya.

Musk menegaskan, nuklir jauh lebih baik untuk pemanasan global daripada membakar hidrokarbon untuk energi.

Harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008 pada Kamis (3/3) pekan lalu sebelum berbalik arah karena pasar terbebani oleh gangguan pasokan dari Rusia dan kemungkinan kesepakatan nuklir Iran.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan minyak AS, diperdagangkan pada 116,57 dolar per barel, harga terakhir terlihat pada 22 September 2008. Patokan internasional minyak mentah Brent mencapai 119,84 dolar, level tertinggi sejak Mei 2012.

sumber : Antara / Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement