Senin 07 Mar 2022 15:30 WIB

Barat Minta Interpol Tangguhkan Keanggotaan Rusia

Tindakan Rusia merupakan ancaman langsung terhadap keselamatan individu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Asap mengepul setelah penembakan oleh pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina, Jumat, 4 Maret 2022.
Foto: AP/Evgeniy Maloletka
Asap mengepul setelah penembakan oleh pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina, Jumat, 4 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa negara Barat, yakni Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia, dan Selandia Baru, telah meminta Interpol untuk menangguhkan keanggotaan Rusia di badan penegakan hukum internasional tersebut. Komite Eksekutif Interpol diminta membuat keputusan terkait hal itu pekan ini.

Permintaan penangguhan Rusia dari Interpol diumumkan Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel lewat akun Twitter pribadinya, Ahad (6/3/2022). Dia tak mengungkap secara eksplisit apakah permintaan tersebut terkait dengan agresi Rusia ke Ukraina. 

Baca Juga

“Tindakan Rusia merupakan ancaman langsung terhadap keselamatan individu dan kerja sama penegakan hukum internasional,” kata Patel.

Pada Ahad lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah melihat laporan yang sangat kredibel bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang selama melancarkan serangan ke Ukraina. Moskow dituding turut menargetkan warga sipil.

Jaksa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengumumkan akan segera membuka penyelidikan dugaan kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina. Penyelidikan diluncurkan setelah adanya permintaan sejumlah pengadilan dari negara anggota yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Penyelidikan aktif secara resmi dimulai di Ukraina setelah menerima rujukan dari 39 negara pihak,” kata jaksa ICC Karim Khan lewat akun Twitter pribadinya pada 2 Maret lalu. Rujukan oleh negara-negara anggota mempercepat penyelidikan karena memungkinkan jaksa tak perlu meminta persetujuan pengadilan di Den Haag. Artinya mereka dapat mempercepat penyelidikan tanpa melalui proses yang memakan waktu berbulan-bulan.

Khan mengungkapkan, kantor kejaksaan ICC akan mulai mengumpulkan bukti untuk setiap tuduhan kejahatan perang, baik masa lalu maupun masa kini, dan kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida yang dilakukan di bagian mana pun di wilayah Ukraina. Sebelumnya Khan khawatir dengan perkembangan situasi di Ukraina. Dia mengingatkan para pihak yang terlibat dalam konfrontasi menghormati kewajibannya di bawah hukum humaniter internasional.

“Saya telah mengikuti perkembangan terakhir di dan sekitar Ukraina dengan keprihatinan yang meningkat, Sangat penting bahwa semua pihak dalam konflik menghormati kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional,” kata Khan pada 25 Februari lalu, sehari setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.

Dia memperingatkan Rusia serta Ukraina bahwa ICC dapat menjalankan yurisdiksinya atas dan menyelidiki setiap tindakan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan atau kejahatan perang yang dilakukan di dalam wilayah Ukraina sejak 20 Februari 2014. Khan menekankan, siapa pun pihak yang menghasut, memerintahkan, atau berkontribusi dengan cara lain untuk melakukan kejahatan semacam itu, dapat dituntut ICC.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement