REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni menyampaikan, Masjid Istiqlal adalah salah satu landmark Indonesia, yang dibangun atas inisiasi para pendiri bangsa. Penamaan Istiqlal sendiri diberikan langsung oleh Presiden pertama RI Soekarno.
Karena itu, Masjid Istiqlal, yang kemudian menjadi simbol nasional, adalah pernyataan tanda syukur atas kemerdekaan Indonesia sehingga diberi nama istiqlal yang berarti merdeka. Masjid Istiqlal juga sebagai wujud mengenang perjuangan umat Islam atas andilnya yang besar terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Fungsi Masjid Istiqlal di samping pusat ibadah ini juga sebagai pusat peradaban. Dan peradaban itu selalu berproses, bukan barang mati. Dalam perkembangannya, Istiqlal mengemban banyak peran pencerahan kebangsaan baik itu toleransi, keagamaan, dan juga akomodasi yang sangat plural terhadap umat Islam," tutur dia kepada Republika, Jumat (18/2).
Secara simbolik, Masjid Istiqlal itu berdampingan dengan Gereja Katedral. Ini sekaligus menunjukkan kedekatan antar-agama di Indonesia. Letaknya yang berdampingan juga menandakan posisi dialogis antar-agama.
Sebagai masjid yang mengambil peran pusat peradaban, ada banyak kegiatan yang digelar di Istiqlal secara rutin. Di antaranya agenda keagamaan yang diisi oleh para ulama yang memiliki pandangan visioner.
Lebih dari itu, Imam mengusulkan perlunya pembentukan kongres masjid yang lebih besar dengan skala ASEAN hingga dunia. Misalnya Kongres Masjid Dunia yang berushaa mengejawantahkan peran masjid dalam peradaban. Agenda ini tentu akan mengambil peran secara konsentris berbagai masjid, baik di tingkat nasional maupun global. Dengan itu pula, menurut Imam, Masjid Istiqlal akan semakin mengambil peran peradaban yang strategis.
"Jadi, secara nasional, mungkin kongres masjid nasional perlu diwujudkan untuk menggambarkan konsentrasi peran masjid dalam peradaban. Karena masjid-masjid itu sangat menampilkan peran subkultur yang cukup kuat dan niscaya di dalam proses peradaban," ujarnya.
Imam juga mengingatkan pentingnya masjid sebagai tempat untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat sehingga tidak sekadar sebagai nama untuk kepengurusan masjid. Dalam konteks ini, Masjid Istiqlal telah ambil bagian dalam peran tersebut.
"Pada bulan Ramadhan, Masjid Istiqlal secara rutin menjamu para musafir ataupun mereka yang hendak berbuka puasa bersama. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan orang setiap hari. Ini menandakan betapa Masjid Istiqlal memiliki kepedulian terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang mungkin juga sedang dalam kesulitan," kata dia.
Selain itu, Imam berharap, keberadaan Masjid Istiqlal yang tidak jauh dari Istana Presiden dapat menginspirasi kebijakan-kebijakan nasional. "Ya tentu banyak proses dialogis dan bangsa kita memerlukannya," imbuhnya.