REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Tadulako Dr Slamet Riyadi Cante meminta para elit politik di Indonesia mengakhiri wacana penundaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan justru fokus membantu mengatasi permasalahanyang dihadapi pemerintah dan masyarakat.
"Diskursus tentang penundaan pemilu yang digagas oleh beberapa pimpinan partai politik sebaiknya diakhiri dan para elit parpol fokus terhadap agenda-agenda bangsa yang lebih mendesak seperti kelangkaan minyak goreng, kedelai, dan harga kebutuhan pokok lainnya yang melambung tinggi sehingga menyusahkan masyarakat," katanya, di Palu, Senin.
Ia yakin jika pemerintah dan elit parpol bekerja sama, maka permasalahan-permasalahan yang tengah dipikul oleh masyarakat dapat teratasi sehingga pemilu tidak perlu ditunda hanya dikarenakan alasan-alasan yang diembuskan oleh para pimpinan dan elit parpol tersebut.
Selain itu, kata dia, berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebanyak 70 persen masyarakat justru menolak pemilu ditunda dan 60 persen pemilih Presiden Joko Widodo juga tidak menghendaki pemilu ditunda."Demikian juga halnya dengan parpol penggagas pemilu ditunda, mayoritas pendukung dan pemilih parpol tersebut justru tidak menginginkan pemilu ditunda," katanya.
Ia berharap para pimpinan dan elit parpol utamanya yang duduk di kursi legislatif dan eksekutif ke depan memiliki kepekaan terhadap permasalahan bangsa dan masyarakat yang saat ini sangat butuh dibantu lewat kebijakan-kebijakan yang dibuat, bukan dengan cara menunda pemilu yang cenderung lebih politis dan tidak merepresentasikan aspirasi masyarakat."Para elit parpol sebaiknya memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang dialami masyarakat saat ini, bukan justru melakukan manuver dalam kerangka kepentingan politik belaka," demikian Slamet Riyadi Cante.