Selasa 08 Mar 2022 07:57 WIB

AS: Rusia Harus Hormati Proposal Jalur Aman yang Diajukan Ukraina

AS juga mendesak Moskow berkomitmen membuka akses pada bantuan kemanusiaan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB mendesak Moskow berkomitmen membuka akses pada bantuan kemanusiaan.
Foto: AP/US Embassy
Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB mendesak Moskow berkomitmen membuka akses pada bantuan kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Rusia harus menghormati proposal Ukraina untuk "jalur kemanusiaan aman yang terikat waktu spesifik, yang lokasinya akan disepakati." Ia juga mendesak Moskow berkomitmen membuka akses pada bantuan kemanusiaan.

Dalam rapat Dewan Keamanan PBB mengenai eskalasi krisis kemanusiaan di Ukraina, Thomas-Greenfield juga menyerukan dibentuknya sistem agar pengiriman bantuan lewat darat dan udara dapat dilakukan dengan aman sehingga makanan, obat-obatan dan pasokan lainnya dapat sampai ke masyarakat Ukraina yang paling membutuhkan.

Baca Juga

Perwakilan AS itu mendesak negara-negara seluruh dunia untuk segera menyalurkan bantuan senilai 1,5 miliar dolar AS ke Ukraina seperti yang sudah dijanjikan. "Selama Rusia menggelar operasi brutal dan tanpa henti, kebutuhan atas bantuan hanya akan meningkat," katanya, Senin (7/3/2022).  

Thomas-Greenfield mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki rencana untuk menghancurkan di Ukraina. Tapi selama dua pekan terakhir rakyat Ukraina telah menunjukkan "mereka tidak akan menyerah."

Utusan AS itu melanjutkan Washington akan terus berjuang bersama Ukraina. "Tapi presiden Putin jelas berniat untuk mengorbankan nyawa ribuan tentara Rusia untuk mencapai ambisi personalnya," tambah Thomas-Greenfield.

Sebelumnya Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Martin Griffiths mengatakan lembaganya tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat sipil yang terjebak konflik di Ukraina. Ia mendesak jalur aman pada jalan yang dipilih masyarakat dan pada jalur pasokan bantuan kemanusiaan.

Dalam rapat Dewan Keamanan PBB kemarin Griffiths mengatakan OCHA telah mengirimkan tim ke Moskow untuk berkoordinasi dengan militer Rusia untuk menambah pengiriman bantuan kemanusiaan ke tingkat yang dibutuhkan. Ia juga mengatakan telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Dalam pertemuan pertama PBB-Rusia itu kedua belah pihak menyambut baik kerja sama. Ia berharap "terdapat kemajuan dalam beberapa jam kedepan."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement