Selasa 08 Mar 2022 08:00 WIB

Bank Dunia Sebut Masih Ada Kesenjangan Upah Antara Pria dan Wanita di Indonesia

Di sektor formal pria berpenghasilan 30 persen lebih banyak daripada wanita

Ilustrasi Orang bekerja di kantor. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menyebutkan, masih ada kesenjangan upah antara pria dan wanita di Indonesia.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Orang bekerja di kantor. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menyebutkan, masih ada kesenjangan upah antara pria dan wanita di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen menyebutkan, masih ada kesenjangan upah antara pria dan wanita di Indonesia. Ini menyebabkan partisipasi perempuan dalam angkatan tenaga kerja minim.

"Di sektor formal saat ini pria berpenghasilan sekitar 30 persen lebih banyak daripada wanita. Sementara di sektor informal, kesenjangan itu meningkat hingga 50 persen," kata Satu dalam webinar Women in Leadership di Jakarta, Senin (7/3/2022) lalu.

Baca Juga

Maka dari itu, penting untuk menutup kesenjangan upah tersebut dan menerapkan strategi untuk merekrut, mempertahankan, dan mempromosikan perempuan agar partisipasi angkatan kerja wanita bisa meningkat. Ia menilai hal tersebut juga suatu keharusan mengingat wanita lebih banyak merasakan dampak negatif pandemi lantaran banyak perempuan yang bekerja di perhotelan, sektor ritel, atau industri garmen.

Sektor-sektor itu, kata dia, tentunya terdampak sangat keras oleh Covid-19 sehingga menyebabkan wanita kehilangan pekerjaan yang signifikan dan mengalami pengurangan jam kerja. Di sisi lain, Satu berharap perempuan bisa lebih dominan dalam dunia usaha.

"Meskipun Indonesia telah memiliki jaringan pengusaha perempuan yang sangat aktif, wanita masih terus menjalankan usaha yang lebih kecil dan kurang produktif ketimbang laki-laki," tegasnya.

Dengan demikian, menurut dia, menutup kesenjangan gender adalah hal yang benar sekaligus merupakan kebijakan yang baik dalam mendorong pembangunan dan pemulihan. Selama ini, masih terdapat kumpulan bakat wanita yang sebagian besar belum dimanfaatkan di Tanah Air sehingga seluruh peluang perlu digali untuk sepenuhnya mengembangkan dan memanfaatkan potensi perempuan.

Meningkatkan keterwakilan pemimpin perempuan, pengambil keputusan, dan peserta angkatan kerja, lanjut dia, akan menjadi penting untuk memajukan kesetaraan gender dan mencapai panggilan sosial, ekonomi, dan pembangunan.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement